Selasa, 25 Juli 2017

Pengertian Hewan Invertebrata dan Contohnya beserta Klasifikasinya

Pengertian Hewan Invertebrata dan Contohnya beserta Klasifikasinya - Seperti halnya tumbuhan, di sekitar kita terdapat beraneka ragam hewan. Agar lebih mudah mempelajarinya, hewan Invertebrata tersebut diklasifikasikan menjadi beberapa golongan. Berdasarkan ada tidaknya tulang belakang, hewan Invertebrata dibedakan menjadi dua, yaitu hewan Invertebrata tak bertulang belakang (Invertebrata) dan hewan bertulang belakang (Vertebrata).

Baca juga: Pengertian Klasiifikasi Makhluk Hidup beserta Gambar dan Contohnya


Pengertian Hewan Invertebrata dan Contohnya beserta Klasifikasinya

Invertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang dan susunan sarafnya berada di bawah saluran pencernaan. Invertebrata terbagi menjadi delapan filum, yaitu hewan Invertebrata berpori (Porifera), hewan Invertebrata berongga (Coelenterata), hewan Invertebrata berkulit duri (Echinodermata), cacing pipih (Platyhelmintes), cacing gilig (Nemathelminthes), cacing gelang (Annelida), hewan Invertebrata lunak (Mollusca), dan hewan Invertebrata berbuku-buku (Arthropoda).

1. Hewan Invertebrata Berpori (Porifera)
Sebagian besar hewan Invertebrata berpori mampu hidup di laut, hanya sebagian yang mampu hidup di air tawar. Ciri utama hewan Invertebrata berpori adalah memiliki tubuh yang berpori-pori, berbentuk seperti vas bunga, pipih, atau bercabang, dan melekat di dasar air. Pori-pori ini berfungsi sebagai tempat untuk masuknya air yang mengandung bahan makanan ke dalam tubuh. Rangka luar terdiri atas spikula yang tersusun dari zat kapur dan zat kersik.

Pelajari Juga: Protista Mirip Hewan

Hewan Invertebrata ini adalah salah satu hewan Invertebrata yang menyusun terumbu karang. hewan Invertebrata yang banyak terdapat di air laut ini ada yang hidup sendiri (soliter) dan ada yang berkoloni. Porifera yang mampu hidup di air dangkal, seperti di kolam atau aliran sungai, adalah Spongillidae. Contoh hewan Invertebrata porifera adalah Leucosolenia, Euplectella, dan Spongilla.

Pengertian Hewan Invertebrata dan Contohnya beserta Klasifikasinya
Leucosolenia

a. Struktur Tubuh
Hewan Invertebrata berpori ini termasuk hewan Invertebrata multiseluler, akan tetapi belum memiliki jaringan, organ, dan sistem organ. Porifera memiliki ruang gastral sebagai kloaka. Ruangan ini dikelilingi oleh dinding yang ditembus oleh sejumlah saluran yang tersusun majemuk. Ruang gastral ujungnya terbuka yang disebut dengan oskulum. Air masuk ke dalam memiliki tubuh melalui lubang atau pori-pori di permukaan memiliki tubuh. bisa dikatakan bahwa memiliki tubuh yang berpori-pori tersebut berfungsi untuk menangkap makanannya.

Setelah itu, makanan dicerna dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh sel amuboid. Struktur tubuh Porifera bersifat diploblastis karena terdiri atas dua lapisan sel tunas. Lapisan luar yang tersusun dari pinakosit dan mesoglea mengandung sel amuboid dan lapisan dalam yang tersusun dari koanosit.

b. Cara Berkembang Biak

Porifera bisa berkembang biak secara vegetatif dan generatif. Secara vegetatif, perkembangbiakan dilakukan dengan membentuk kuncup dalam koloni. Kuncup muncul dari pangkal kaki porifera. Kuncup makin membesar sehingga jika terbentuk beberapa kuncup, akan membentuk sebuah koloni. Selain itu, potongan memiliki tubuh yang terlepas akan mudah tumbuh menjadi porifera baru.

Porifera air tawar bisa berkembang dengan gemmula atau terbungkusnya sel-sel koanosit dengan kuat dan tebal. Keadaan ini adalah bentuk pertahanan porifera terhadap kekeringan. Jika air telah cukup, akan tumbuh lagi menjadi porifera baru.

Pembiakan secara generatif dilakukan dengan pembuahan antara ovum dan spermatozoid. Porifera termasuk hewan Invertebrata yang hermafrodit (berkelamin ganda). Hasil pembuahan berupa zigot yang akan berkembang menjadi larva bersilia. Karena bersilia, larva bisa bergerak bebas dan akhirnya akan menempel pada tempat tertentu dan kemudian tumbuh menjadi porifera baru.

a. Kelas Calcarea
Porifera yang termasuk dalam kelas ini adalah bunga karang dengan spikulum dari kapur, seperti Grantia dan Leucosoelenia. memiliki tubuh berbentuk silindris dengan panjang tubuh kira-kira 2,5 cm. Ruang gastral dihubungkan oleh lubang-lubang berpori. Dinding sel radial berflagelum berfungsi sebagai pencerna makanan. Makanannya berupa plankton, hewan Invertebrata, tumbuhan kecil, dan bahan organik. Air masuk melalui pori menuju saluran radial dan keluar melalui kloaka, kemudian ke oskulum. Bunga karang tidak bisa bergerak, akan tetapi oskulumnya bisa menutup. Calcarea banyak dijumpai di pantai Laut Atlantik.

Pengertian Hewan Invertebrata dan Contohnya beserta Klasifikasinya
Calcarea
Calcarea bisa berkembang biak secara aseksual dan seksual. Secara aseksual, perkembangbiakan dilakukan dengan cara membentuk tunas eksternal, memisahkan diri, dan tumbuh menjadi tumbuhan baru. Perkembangbiakan dengan cara aseksual juga bisa dilakukan secara internal (gemmula), sedangkan secara seksual dilakukan dengan pembentukan gamet jantan dan betina.

Calcarea bisa digunakan sebagai alat untuk membersihkan badan (spongia) ataupun mencuci barang. Caranya adalah dengan mengambil bagian skeletonnya yang tidak mengandung protoplasma. Pertama-tama Calcarea diambil dari dasar laut, kemudian dipukuli, diputihkan, dipotong- potong, dan dikeringkan.

b. Kelas Hexactinellida
Porifera yang masuk dalam kelas ini terkenal dengan nama bunga karang gelas (Hyalospongiae). Mereka mampu hidup di laut, memiliki spikula dengan enam jejari polong, tubuh bisa mencapai panjang hampir 1 m dan mampu hidup di kedalaman 100 – 4.500 m. Contoh porifera dari kelas ini adalah Euplectella aspergillum.

Pengertian Hewan Invertebrata dan Contohnya beserta Klasifikasinya
Euplectella aspergillum

c. Kelas Demospongia
Porifera kelas Demospongia bisa mampu hidup di air laut dan air tawar. Spikulanya berbentuk serabut sebagai spongia atau silika yang tersusun menjadi enam jejari. Contoh Demospongia adalah Spongilla sp. (air tawar) sebagai komoditas perdagangan dan Euspongia sp. yang digunakan sebagai pembersih kulit pada saat mandi.

Pengertian Hewan Invertebrata dan Contohnya beserta Klasifikasinya
Spongilla sp

(Cacing Pipih)
Plathyhelmintes (cacing pipih) ini berbentuk pipih, lunak, dan simetri bilateral. bisa hidup bebas di air tawar atau air laut, seperti Planaria dan sebagai parasit pada hewan Invertebrata atau manusia, seperti cacing hati. Cacing ini tidak memiliki saluran pencernaan makanan dan anus.

a. Struktur Tubuh Plathyhelminthes
Tubuh Plathyhelminthes tersusun atas tiga lapisan embrional, yaitu ektoderma, mesoderma, dan endoderma. Sel mesoderma tidak mengalami perkembangan dan terdiri atas sel yang seragam sehingga disebut sel parenkim. memiliki tubuh simetri bilateral.

Pengertian Hewan Invertebrata dan Contohnya beserta Klasifikasinya
Plathyhelminthes
Cacing memiliki saluran pencernaan dari mulut, faring, menuju kerongkongan. Akan tetapi, cacing pipih tidak memiliki saluran pencernaan. Cacing pipih hanya memiliki usus yang bercabang-cabang menuju seluruh tubuh sehingga peredaran makanan tidak melalui pembuluh darah, akan tetapi langsung diedarkan dan diserap tubuh dari cabang usus tersebut. Sistem ini disebut dengan sistem pencernaan gastrovaskuler.

Selain itu, Plathyhelminthes tidak memiliki anus. Pengeluaran dilakukan melalui mulut. Sisa makanan dalam bentuk cair dikeluarkan melalui permukaan memiliki tubuh. Demikian juga penyerapan dan pengeluaran gas dilakukan melalui permukaan memiliki tubuh. Sistem saraf hampir sama dengan sistem saraf pada Coelenterata, bisa bergerak aktif karena adanya sistem saraf dan sistem indra. Pada cacing hati terdapat dua bintik mata pada bagian kepalanya. Bintik mata tersebut mengandung pigmen yang disebut oseli. Indra peraba pada Planaria disebut aurikula (telinga), ada juga yang memiliki organ keseimbangan dan organ untuk mengetahui arah aliran air (reoreseptor).

b. Cara Berkembang Biak
Cacing pipih bisa berkembang biak secara aseksual dan secara seksual. Secara aseksual dilakukan dengan pembelahan tubuh. Tiap-tiap hasil pembelahan akan meregenerasi bagian yang hilang. Cara ini biasa dilakukan oleh Tubellaria sp. Secara seksual dilakukan dengan perkawinan silang meskipun cacing pipih bersifat hermafrodit. Zigot dan kuning telur yang terbungkus kapsul akan menempel pada batu atau tumbuhan, kemudian menetas menjadi embrio yang mirip induknya.

Setelah mengetahui struktur dan cara berkembang biak Plathyhelminthes, berikut ini akan dibahas tentang klasifikasinya. Plathyhelminthes dibagi menjadi tiga kelas, yaitu sebagai berikut.

a. Kelas Turbellaria
Hewan Invertebrata yang termasuk kelas ini biasa hidup mandiri di air tawar, air laut, atau tanah yang basah, jarang sebagai parasit, epitel bersilia, berlendir, dan tubuh berbentuk tongkat, seperti Planaria.

Planaria (Dugesia) biasa mampu hidup di air tawar, bertubuh kecil, bersilia, memiliki dua mata, memiliki proboscis (tenggorokan yang menonjol keluar), tenggorokan bersambung ke ruang digesti (usus bercabang tiga, yaitu anterior dan posterior), tidak memiliki anus, memiliki dua tabung ekskresi, dan memiliki dua batang saraf. Sistem reproduksinya majemuk karena bersifat hermafrodit. Selain itu, Planaria juga bisa melakukan pembuahan sendiri dan ada beberapa di antaranya yang melakukan fragmentasi.

Pengertian Hewan Invertebrata dan Contohnya beserta Klasifikasinya
Planaria
b. Kelas Trematoda
Hampir semua Trematoda hidup sebagai parasit, tidak bersilia, diselimuti kutikula, serta memiliki batil isap mulut dan batil isap perut. Cacing ini ada yang hidup sebagai ektoparasit, misalnya pada ikan. Ada juga yang hidup sebagai endoparasit, seperti cacing hati (Fasciola hepatica) pada saluran pencernaan sapi dan domba, Clonorchis sp. pada manusia, Fasciolopsis sp. pada saluran pencernaan, Paragonimus sp. pada paru-paru, dan Schistosoma pada saluran darah.

Fasciola biasanya terdapat di dalam domba atau sapi. Cacing ini memiliki batil isap mulut, dari mulut menuju faring ke esofagus bercabang dua, kemudian menyebar ke saluran yang lebih kecil. Saluran pencernaan pada Fasciola adalah gastrovascular. Saluran ekskresi bermula dari sel nyala menuju saluran ekskresi longitudinal dan berakhir di posterior. Sistem sarafnya sama seperti Planaria. Cacing ini bersifat hermafrodit.

Siklus hidupnya dimulai dari cacing dewasa yang bertelur di dalam empedu dan kantong empedu domba. Telur keluar bersama tinja. Mirasidium menetas dalam air dan masuk ke dalam siput air tawar. Perubahan miradium menjadi sporokista beredia terjadi di dalam siput, kemudian dengan cara paedogenesis membentuk serkaria berekor. Setelah itu, serkaria keluar dari redia, berenang dan menempel pada tumbuhan menjadi kista. Jika tumbuhan atau rumput tersebut dimakan oleh domba atau sapi, kista yang menempel tersebut akan ikut termakan sehingga telur akan masuk ke dalam perut sapi atau domba dan begitu seterusnya.

Clonorchis yang berada di tubuh manusia adalah Clonorchis sinensis. Clonorchis memiliki struktur tubuh yang hampir sama dengan Fasciola. Perbedaannya terletak pada sistem percabangan yang tidak beranting. hewan Invertebrata ini biasa berinang pada ikan air tawar. Siklus hidup sama dengan siklus hidup cacing hati yang lain. Jika memakan ikan mentah yang mengandung serkaria, manusia bisa tertular cacing ini.

c. Kelas Cestoda (Cacing Pita)
Anggota cacing ini adalah semua cacing pita yang ada di dalam saluran usus Vertebrata, seperti Taenia saginata dan Taenia solium yang berada di usus manusia, Taenia echinococcus dalam usus anjing, Choanotaenia infundibulum dalam usus ayam, serta Monia expansa dan M. benedeni dalam usus Herbivora.

Pengertian Hewan Invertebrata dan Contohnya beserta Klasifikasinya
Cacing Pita
Cacing ini tidak memiliki mulut, tubuh (strobila) bersegmen (proglotida) menyatu dengan kepala (skolek), diliputi kutikula, dan leher berupa segmen muda yang semakin tua semakin melebar. Lepasnya segmen tua dari tubuh cacing disebut apolitis. Cacing ini bersifat hermafrodit dan sistem saraf yang menyatu dengan sistem ekskresi.

4. Nemathelminthes (Cacing Gilig)
Nemathelminthes adalah cacing yang berbentuk bulat panjang (gilig). Cacing ini bisa mampu hidup di tanah lembap, air tawar, air asin, dan berparasit pada hewan Invertebrata atau manusia. Contoh cacing yang berparasit dalam tubuh manusia adalah sebagai berikut.

Pengertian Hewan Invertebrata dan Contohnya beserta Klasifikasinya
Cacing Gilig
 a. Enterobius vermicularis (Cacing Kremi)
Cacing ini berwarna putih, berukuran kecil, dan mampu hidup di usus besar manusia, tepatnya dekat anus. Keberadaan cacing ini sangat mengganggu aktivitas manusia karena menyebabkan rasa gatal. Setelah digunakan untuk menggaruk, tangan harus segera dicuci. Jika tidak segera dicuci, telur cacing yang ikut terbawa di dalam kuku-kuku tangan akan ikut termakan ketika memakan makanan. Cacing tersebut akan masuk dan menetas di dalam perut. Keadaan ini disebut dengan autoinfeksi.

Pengertian Hewan Invertebrata dan Contohnya beserta Klasifikasinya
Cacing Kremi

b. Ascaris lumbricoides (Cacing Askaris)
Cacing ini bisa terbawa masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan yang telah tercemar. Telur cacing bisa keluar bersama tinja manusia. Telur cacing yang masuk ke dalam usus akan menetas menjadi larva, kemudian larva akan berkembang menjadi cacing baru. Cacing ini akan mengambil makanan dan mengisap darah penderita cacingan sehingga keadaan orang yang menderita cacingan akan terlihat pucat dan perutnya buncit.

Pengertian Hewan Invertebrata dan Contohnya beserta Klasifikasinya
Cacing Gelang
c. Ancylostoma duodenale (Cacing Tambang)
Telur cacing ini bisa keluar melalui tinja manusia. Jika telur ini terdapat di tempat yang becek, telur akan menetas menjadi larva. Jika larva ini terinjak oleh orang yang tidak beralas kaki, cacing akan masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit kaki yang kemudian masuk ke dalam jantung, paru-paru, dan tenggorokan. Jika tertelan ke dalam perut, larva akan berkembang menjadi cacing di dalam perut. Cacing ini akan mengisap darah penderita sehingga penderita menjadi pucat karena kekurangan darah.

Pengertian Hewan Invertebrata dan Contohnya beserta Klasifikasinya
Cacing Tambang
Sebagian besar cacing Nemathelminthes adalah endoparasit baik pada hewan Invertebrata dan manusia, seperti cacing kremi, cacing tambang, dan cacing filaria. Pencegahan penyakit tersebut bisa dicapai dengan cara mempertinggi sanitasi lingkungan dan higiene tubuh untuk memutus daur hidup cacing.

5. Cacing Gelang (Annelida)
Lintah (Hirudo medicinalis), pacet (Haemadipsa sp.), dan cacing tanah (Lumbricus terestris) yang berbuku-buku atau beruas-ruas seperti gelang adalah contoh Annelida. Cacing ini bisa mampu hidup di dalam tanah, air tawar, dan di air laut. hewan Invertebrata ini telah memiliki sistem digesti, saraf, ekskresi, dan reproduksi majemuk. Selain itu, hewan Invertebrata ini telah dilengkapi dengan pembuluh yang di dalamnya terdapat darah yang bersirkulasi. Sebagian besar cacing ini menghasilkan larva bersilia yang disebut larva trokofor.

Cacing tanah bersifat menguntungkan karena berperan dalam mempercepat pembusukan sampah dan pelapukan humus sehingga bisa membantu dalam menyuburkan tanah.

Cacing tanah ini bersifat hermafrodit karena memiliki dua alat kelamin dalam satu tubuh. Meskipun demikian, perkawinan tetap dilakukan secara silang karena pematangan sel telur dan sperma tidak terjadi secara bersamaan.

Annelida dibagi menjadi Tujuh kelas, yaitu Archiannelida, Polychaeta, Myzostoma, Oligochaeta, Hirudinea, Echiurida, dan Gephyrea. Namun, hanya tiga kelas yang dibahas dalam buku ini, yaitu sebagai berikut.


a. Kelas Polychaeta

Polychaeta mampu hidup di dalam pasir atau menggali batu-batuan di daerah pasang surut dan aktif di waktu malam.

Struktur tubuh terdiri atas kepala, faring menonjol, berahang, dikelilingi peristomium, dan beratap prostomium. Peristium terdiri atas empat buah mata, dua tentakel pendek, dua palpus, dan empat tentakel panjang. Setiap segmen, kecuali segmen terakhir, memiliki parapedia yang dilengkapi banyak setae. Setae inilah yang digunakan untuk menggali pasir di celah bebatuan. contohnya adalah Nereis sp.

Nereis sp. adalah cacing pendiam dengan sistem digesti yang dimulai dari faring, esofagus yang bermuara dalam dua kantong kelenjar dan menuju usus yang berkontraksi secara teratur. terdapat sistem respirasi di dalam kulitnya dan telah memiliki pembuluh darah yang mengandung pigmen darah merah (hemoglobin). Pengeluaran sisa zat makanan dilakukan tiap segmen oleh sepasang nefridium, kecuali segmen terakhir.

Sistem sarafnya telah dilengkapi dengan ganglion serebral (otak) yang dihubungkan dengan ganglion subesofageal oleh dua saraf sirkumesofageal, kemudian dihubungkan ke belakang saraf ventral bercabang lateral yang terdapat dalam tiap segmen dan terlihat sebagai tonjolan segmen.

Sistem indra penerima saraf supraesogageal terdiri atas palpus dan tentakel. Selain itu, juga telah terdapat empat buah mata sederhana yang masing-masing terdiri atas kornea, lensa, dan retina.

Sistem reproduksi lebih metameris dibandingkan dengan cacing tanah. Cacing ini bersifat hermafrodit. Testis dan ovarium terbentuk dalam dinding selom dan tersusun segmental. Gamet yang sudah matang akan keluar dari dinding. Pembuahan terjadi di dalam air dan zigot tumbuh menjadi trokofor.

Contoh lain dari cacing ini adalah cacing palolo (Eunince viridis) dan cacing wawo (Lysidice oele). Kedua cacing ini mengandung protein yang tinggi dan banyak terdapat di Maluku. Pada saat musim tertentu, akan muncul di permukaan laut dalam jumlah yang besar.


b. Kelas Oligochaeta
Sebagian besar cacing ini mampu hidup di dalam air tawar atau di darat. Oligochaeta bersifat hermafrodit, tidak berparapodia, dan memiliki beberapa setae. Kepala belum jelas dan beberapa kelas tidak membentuk larva trokofor, contohnya adalah Aelosoma sp., Chaetogaster sp., Rhinodrilus fafneri, Megacolides australis, dan Lumbricus terrestris (cacing tanah).

Lumbricus terrestris (Cacing Tanah)
Struktur tubuh cacing tanah berbentuk gilig memanjang, bersegmen jelas, panjang kira-kira lebih dari 100 metameter, memiliki mulut berbentuk celah pada ujung anterior di bawah penjuluran dorsal yang disebut protomium, dan anus pada ujung posterior. Cacing yang telah dewasa mengalami pembengkakan lunak yang disebut kliteum.

Pada tiap segmen (kecuali segmen pertama dan terakhir) terdapat empat pasang setae (bulu sikat) pendek dan selom bersekat transversal di bawah lipatan kulit.

Sistem digesti atau sistem pencernaan terdiri atas traktus digestivus yang berupa sebuah tabung kecil yang dimulai dari mulut–faring–esofagus–tembolok (ingluvies berdinding tipis)–gizzard (lambung tebal)– usus halus–anus. Makanan cacing adalah tanah. Tanah dicerna dan dikeluarkan di permukaan tanah. Kegiatan cacing ini bisa mengangkat kalium dan fosfor dari lapisan tanah bawah ke lapisan tanah atas. Tanah hasil pencernaan cacing ini mengandung banyak nitrogen yang bisa menyuburkan tanah. Jadi, hasil kerja cacing ini membuat tanah menjadi subur dan berareasi baik.

Sistem respirasi terjadi di seluruh permukaan cacing yang diliputi oleh kutikula. Pernapasan hanya berlangsung pada saat kutikula dalam keadaan basah. Selain itu, pembuluh-pembuluh kapiler dalam tubuh mengambil oksigen dan melepaskan CO2.

Sistem peredaran darah pada cacing tanah adalah sistem peredaran darah tertutup dengan kapiler-kapiler. Darahnya berwarna merah dan mengandung amoebosit (butiran tidak berwarna), sedangkan yang berwarna merah adalah plasmanya karena mengandung hemoglobin yang larut.

Sistem ekskresi, kecuali segmen pertama dan terakhir pengeluaran, dilakukan oleh sepasang nefridium. Saluran yang dilewati sisa makanan pada tiap nefridium adalah nefrostom yang berkelok-kelok dan poros ekskretorius ventral yang akhirnya bermuara di nefridium (lubang tubuh). Selain itu, nefridius juga menerima pembuangan secara difusi dari kapiler darah di sekitar pembuluh.

Sistem saraf berupa sebuah rantai ganglion ventral dan ganglion suprafaringeal anterior (otak) yang berada di atas faring. Keduanya dihubungkan oleh tali korda saraf (tali tangga saraf). Cacing tanah tidak memiliki mata, akan tetapi di dalam kulitnya terdapat organ sensoris yang sensitif terhadap sentuhan dan cahaya.

Ditinjau dari sistem reproduksinya, cacing ini bersifat hermafrodit, tidak terjadi pembuahan oleh diri sendiri (self-fertilizing), akan tetapi terjadi pembuahan silang karena pematangan sel telur dan sperma tidak terjadi secara bersamaan. Pada bagian tubuh depan, terdapat bagian yang berwarna lain yang disebut klitelum yang tersusun atas tiga segmen. Di dalam klitelum ini terdapat zat untuk membungkus telur menjadi kokon. Menempelnya klitelum dari dua cacing bisa saling menukar sperma. Hal ini ditandai dengan adanya tonjolan kecil yang memiliki lubang kelamin yang berada di bawah esofagus.


c. Kelas Hirudinea
Hirudinea mampu hidup di air tawar atau di darat. Kelas ini memiliki anggota yang hidup parasitis atau predator dan tidak memiliki parapodia atau setae-setae. Tubuh tersusun dari 33 segmen, 1 buah prostomium, alat pengisap berupa posterior atau anterior, bersifat hermafrodit, dan memiliki banyak jaringan ikat. contohnya adalah Hirudo medicinalis sp. (lintah).

Pengertian Hewan Invertebrata dan Contohnya beserta Klasifikasinya
Lintah
Annelida memiliki peranan baik terhadap lingkungan ataupun kehidupan manusia. Peranan terhadap lingkungan, spesies-spesies dari kelas Olygochaeta, khususnya cacing tanah (Lumbricus terestris), mampu menguraikan bahan-bahan organik menjadi anorganik serta mampu memperbaiki aerasi dalam tanah. Peranan Annelida terhadap kehidupan manusia, antara lain, beberapa spesies cacing Polychaeta, misalnya cacing wawo dan palolo bisa digunakan sebagai bahan makanan. Kemudian, dari kelas Hirudinae, khususnya Hirudo medicinalis bisa menghasilkan zat hirudin yang bersifat anti pembekuan darah. Pada zaman dahulu, lintah digunakan untuk pengobatan, yaitu menyerap racun atau bisa yang masuk ke dalam tubuh manusia.

6. Mollusca (hewan Invertebrata Lunak)
Hewan Invertebrata ini umumnya mampu hidup di laut meskipun ada juga yang mampu hidup di darat. memiliki tubuh lunak, berlendir, dan bermantel, biasanya dilindungi oleh cangkang zat kapur. Selain melindungi tubuh, cangkang ini juga berfungsi untuk melindungi organ yang ada di dalam isi perut.

Berdasarkan alat geraknya, Mollusca dibagi menjadi tiga kelas, yaitu sebagai berikut.

(Kiton)
Kiton adalah hewan Invertebrata yang simetris bilateral, kaki ventral memanjang, memiliki ruang mantel yang mengandung insang, permukaan dorsal tertutup oleh spikula berlendir, bersifat hermafrodit, mampu hidup di laut, dan larva trokofor. Contohnya adalah Cryptochiton sp. hewan Invertebrata ini banyak ditemukan menempel pada batuan dengan melingkarkan memiliki tubuh. Pembuahan dilakukan secara eksternal. Ada beberapa daerah yang menjadikan kiton sebagai makanan.

(hewan Invertebrata Berkaki Perut)
Bekicot (Helix aspersa), siput laut (Fissurella sp.), dan siput air tawar (Lymnaea javanica) termasuk dalam kelas ini. Gastropoda memiliki rumah berbentuk spesial dan kaki untuk merayap, bentuk kepala jelas, serta memiliki tentakel dan mata. Dalam ruang bukal (pipi) terdapat redula (pita bergigi). hewan Invertebrata ini menggunakan insang, paru- paru, atau keduanya sebagai alat pernapasan. Larvanya trokofor bersilia. mampu hidup di lumut air tawar dan darat. Kelaminnya terpisah atau hermafrodit, ovipar, dan ovovivipar.

Bekicot (Helix aspersa)
Struktur tubuh bekicot terdiri atas rumah atau cangkang bekicot yang simetris bilateral, kepala, dan dua pasang tentakel–satu pasang tentakel yang lebih panjang memiliki mata pada ujungnya. hewan Invertebrata ini memiliki radula yang berada di dalam mulut yang berfungsi untuk memakan daun, bersifat hermafrodit, tidak melakukan fertilisasi sendiri, dan bernapas dengan paru-paru melalui lubang pada ruang mantel (apertura pulminalis).

Sistem pencernaan dimulai dari mulut–faring berotot–esofagus– tembolok tipis–lambung–usus halus berkelok-kelok–anus. hewan Invertebrata ini memiliki kelenjar ludah di kiri kanan tembolok dan sebuah hati yang terhubung dengan lambung yang berada di bagian atas rumah bekicot. Sebelum dikeluarkan, kotoran disaring oleh ginjal, kemudian dikeluarkan ke ruang mantel.

Sistem respirasi dan sirkulasi menggunakan paru-paru yang disebut pulmonata, yaitu jaringan di luar dinding luar mantel tempat udara keluar dan masuk. Darah yang mengumpul dalam tubuh dan udara dari paru- paru dipompa oleh jantung lewat arteri dalam kepala, kaki, dan organ dalam tubuh.

Sistem saraf dan sensori berupa pasangan saraf ganglion dan serebral, saraf kaki, dan saraf organ dalam tubuh. Saraf dari ganglion berhubungan langsung ke seluruh sistem organ. Sensori terdapat pada kedua mata yang berada di ujung tentakel panjang. Selain itu, ada sepasang statokis yang terdapat di bawah kaki yang berfungsi untuk keseimbangan dan struktur peraba yang terdapat dalam lapisan epidermis kepala dan kaki.

Sistem perkembangbiakan dilakukan dengan perkawinan. Meskipun bekicot bersifat hermafrodit, bekicot tidak bisa melakukan perkawinan sendiri karena masaknya sperma dan ovum tidak bersamaan. Sperma dan ovum dihasilkan oleh satu organ yang disebut ovotestis. Fertilisasi dilakukan di dalam tubuh betina. Meskipun hermafrodit, ada yang disebut bekicot betina karena menghasilkan ovum dan ada yang disebut bekicot jantan karena menghasilkan sperma. Dari pembuahan kedua bekicot tersebut, terjadilah telur.
Bekicot adalah hewan Invertebrata yang berkembang biak dengan bertelur (ovipar). Telur-telur ini biasanya mengumpul dan berada di bawah dedaunan. Telur menetas dan terjadilah bekicot muda yang adalah miniatur bekicot dewasa. Bekicot aktif di malam hari. Dengan radulanya, bekicot bisa melahap tanaman hijau yang lunak dan tidak berbulu. Pada musim kering, bekicot akan menarik kaki dan kepala ke dalam rumahnya, kemudian mengeluarkan lendir yang banyak sebagai perekat untuk membungkus apertura dan desikasi.

Selain sebagai hama pertanian, bekicot juga bisa diolah sebagai makanan yang mahal dan bergizi.

c. Kelas Cephalopoda (hewan Invertebrata Berkaki Kepala)
Cumi-cumi (Argonauta sp. dan Loligo sp.) serta gurita (Nautilus pompilium dan Octopus sp.) adalah contoh hewan Invertebrata kelas ini. hewan Invertebrata ini memiliki memiliki kepala yang tampak jelas, tentakel-tentakel mengelilingi mata yang besar, tentakel-tentakel adalah kaki yang bermodifikasi. Sebagian kaki tersebut adalah corong terbuka pada ruang mantel dan menjadi sistem organ yang kompleks.

hewan Invertebrata ini biasanya memiliki kelenjar tinta, kelamin terpisah, dan tidak ada stadium larva dalam hidupnya. Ketika hewan Invertebrata-hewan Invertebrata muda menetas langsung berenang dan terlihat seperti miniatur hewan Invertebrata dewasa.

d. Kelas Scaphopoda (Siput Gading Gajah)
Contoh kelas ini adalah Dentalium sp. Rumahnya berbentuk seperti gading gajah dan kedua ujungnya berlubang. memiliki tubuh memanjang, kepala rudimeter, kaki lancip, berlobus yang berguna untuk menggali lumpur, mampu hidup di laut sampai kedalaman 5.000 m, alat kelamin terpisah, larva trokofor dan veliger, bernapas dengan mantel, dan memiliki kaptakula untuk menangkap mangsa yang berada di dekat mulut.

e. Kelas Pelecypoda (hewan Invertebrata Berkaki Pipih)
Contoh hewan Invertebrata kelas ini adalah tiram (Ostrea sp.), ketam (Anodonta sp.), dan remis (Buccinus sp.). Pelecypoda adalah Mollusca berkatup dua (pengapit) sehingga memiliki tubuh tertutup antara katup kanan dan katup kiri yang terpaut di bagian dorsal. Kepalanya tidak tampak, tubuh pipih lateral, serta kaki berotot dan pipih ventrolateral yang berfungsi menggali pasir atau lumpur. Kelaminnya terpisah (hermafrodit) dan perkembang- annya melalui larva.

Tiram (Ostrea sp.)
Struktur tubuh tiram diselubungi oleh rumah tiram yang terdiri atas dua pengapit kanan dan kiri. Garis pertumbuhan konsentris terdapat pada rumah tiram dan berpusat pada umbo atau bagian tertua dari rumah tiram. Pertumbuhan konsentris pada kulit kerang ini bisa dijadikan alat untuk menentukan umur kerang. Rumah kerang tersusun atas tiga lapisan, yaitu periostrakum (lapisan terluar) yang tipis, mengandung zat tanduk, pemberi warna, dan melindungi cangkang dari asam karbonat, prismatik (lapisan tengah) yang tersusun dari kalsium karbonat serta nakreas (lapisan terdalam) yang mengkilat dan biasa disebut dengan mutiara. Kakinya berotot, tipis, dan bisa dijulurkan keluar. hewan Invertebrata ini bernapas dengan lembaran-lembaran insang.

Sistem pencernaan dimulai dari mulut–esofagus pendek–lambung– intestinum panjang–anus. Kelenjar pencernaan adalah organ berbilik dua dan berada di sebelah lambung yang disebut hati. Tiram memiliki ginjal yang berbentuk nefrida.

Sistem respirasi dan sirkulasi. Respirasi menggunakan insang untuk mengambil larutan oksigen di dalam air dan masuk dalam rongga mantel. Pelepasan CO2 juga melalui organ yang sama. Filamen insang mengandung pembuluh darah tempat O2 dan CO2 diangkut dalam aliran darah, lalu masuk ke jantung dan seterusnya.

Sistem saraf dan sensori terdiri atas tiga ganglion, yaitu sepasang esofagus, sepasang di dalam kaki, dan sepasang di dekat posterior massa viseral. Alat sensornya peka terhadap sentuhan dan cahaya. Sel-sel sensori terdapat di sepanjang batas mantel.

Sistem reproduksi ada yang hermafrodit, akan tetapi ada juga yang berkelamin jantan dan betina saja. Pembuahan terjadi di dalam tubuh betina. Hasil pembuahan berupa zigot. Zigot menetas menjadi larva ber- silia sehingga bisa keluar dari induknya, lalu berenang dan menempel pada insang ikan sebagai parasit. Seletah 12 minggu, tiram muda akan melepaskan diri dari inangnya dan tumbuh menjadi tiram dewasa.

Tiram bisa dimakan. Jenis yang bisa dimakan adalah Crassostrea virginica (Amerika), Ostrea eduli (Eropa), O. lurida (Pasifik), dan C. gigas (Jepang dan Asia Tenggara). Jenis tiram penghasil mutiara adalah Margaritifera sp. (Asia) dan Meleagrina sp. (Jepang dan Indonesia).

Dalam kehidupan manusia, Mollusca berperan sebagai sumber bahan makanan yang kaya dengan zat gizi, seperti Achatina fulica, Loligo, dan Lymnea. Selain itu, hewan Invertebrata ini juga memiliki nilai ekonomis tinggi, terutama mutiara yang dihasilkan oleh Meleagrina margaritivera yang sekarang ini sudah dibudidayakan, terutama di laut sekitar kepulauan Maluku.

7. Hewan Invertebrata Berbuku-buku (Arthropoda)
Hewan Invertebrata ini memiliki ciri dengan kakinya yang beruas-ruas atau bersegmen dengan bentuk tubuh simetris bilateral dan terlindungi oleh rangka luar yang kaku berupa kutikula yang mengandung zat kitin (eksoskelleton), contohnya adalah udang, laba-laba, kepiting, serangga, dan kaki seribu.

Pada hewan Invertebrata ini, perbedaan antara kepala dan perut sudah terlihat jelas. Matanya majemuk dan antenanya peka terhadap rangsangan.

Arthropoda berasal dari kata anthros yang artinya sendi dan podos yang artinya kaki. Anthropoda adalah filum yang memiliki anggota paling banyak, baik jenis maupun individunya.

Anthropoda mampu hidup di sebagian besar tempat, bisa di darat, air tawar, air laut, di udara, menempel di pohon, bahkan bisa mampu hidup di atas kepala manusia. Ada yang hidup bebas dan ada yang parasit. Anthropoda bisa bernapas dengan menggunakan trakea dan oksigen langsung ditransfer ke dalam sel dan jaringan. Berdasarkan perbedaan bagian tubuh, Anthropoda bisa dibedakan menjadi Crustacea, Arachnoidea, Miyriapoda, dan Insecta.


a. Crustacea (Udang-udangan)
Ciri-ciri Crustacea adalah mampu hidup di air, bernapas dengan insang, eksoskeleton keras terdiri atas zat kitin yang berlendir, memiliki sepasang antena dan alat tambahan bercabang dua (tipikal biramus), serta kepala bersegmen yang bersatu dengan dada membentuk sefalotoraks (kepala dada). hewan Invertebrata yang masuk dalam kelas ini adalah udang air tawar atau shrimp (Cambarus sp.), udang laut atau lobster (Panulirus sp.), kepiting (Pagurus sp.), rajungan (Cancer sp.), ketam (Uca sp.), barnakel (Mitela sp. dan Balanus sp.), Sow-bug, dan pinjal air (Cyclops sp. dan Daphania sp.).

Peranan Crustacea bagi kehidupan manusia antara lain dalam pemanfaatan ikan, udang, kepiting, dan rajungan sebagai sumber protein bagi manusia. Hanya sedikit dari kelas ini yang menjadi musuh bagi manusia, seperti ketam kenari yang merusak tanaman kelapa.


b. Insecta (Serangga)

Serangga adalah hewan Invertebrata darat, akan tetapi sebagian kecil ada juga yang mampu hidup di air tawar dan jarang mampu hidup di laut, mereka memiliki ukuran tubuh yang sangat bervariasi, mulai dari yang berukuran mikroskopis sampai dengan yang berukuran panjang belasan cm, serta telah memiliki bagian yang jelas antara kepala, dada (thorax), dan perut (abdomen). Dadanya terdiri atas tiga segmen, perut terdiri dari 6 – 11 segmen, memiliki 3 pasang kaki, 2 – 3 pasang sayap, 1 pasang antena, dua mata majemuk, dan 3 oselli, serta bernapas dengan trakea.
Contoh Insecta adalah capung (Aeshna sp.), kecoa (Periplaneta sp), rayap (Nasutitermis sp), belalang (Brachystola sp), semut (Monomorium sp), kepik (Phytomonus sp), nyamuk (Culex sp., Aedes sp., dan Anopeles sp.), pinjal (Ctenocephalus sp), lalat ( Musca sp., Stomoxys sp., dan Tabanus sp.), kupu-kupu (Papilo sp.), kaper (Malacosoma sp.), kepik kubis (Murgantia sp.), kutu buku (Troces sp.), kutu rambut (Pediculus sp.), walang kadung (Paratenodera sp.), dan lebah madu (Apis sp.).

Insecta terbagi menjadi beberapa ordo, antara lain, sebagai berikut.
1) Ordo Thysanura, contohnya adalah kutu buku (Troces sp.)

2) Ordo Orthoptera, contohnya adalah walang nona (Stagmomantis sp.), tempiris dan tongkat berjalan (Anisomorpha sp.), belalang (Disostura sp.), jangkrik (Gryllus sp.), dan katidid (Microcentrum sp.).

3) Ordo Isoptera, contohnya adalah Reticuli termes sp. yang mampu hidup di dalam tanah dan kayu, Kalotermes di kayu kering, Zootermes di kayu basah yang bisa mematikan pohon, Amitermes di tanah kering, Macrotermes membentuk rumah tanah, dan Nasutitermes yang membentuk rumah seperti karton di daerah tropis.

4) Ordo Homoptera, contohnya adalah cikada (Magicicada septemdecem).

5) Ordo Hemiptera, contohnya adalah kalajengking air (Ranatra sp.), kutu busuk (Cimexlecturalius), dan kepinding air (Lethocerus).

6) Ordo Odonata, contohnya adalah capung (Aeshna sp. dan Libellula sp.).

7) Ordo Lepidoptera, contohnya adalah kupu tomat (Protoparce sexta, Aegeria sp., dan Papilia polyxetes), serta kupu ulat sutra (Attacus sp. dan Bombyx mori) yang dipelihara di Indonesia.

8) Ordo Diptera, contohnya adalah nyamuk (Culex sp., Aedes sp. dan Anopeles sp.), lalat rumah (Musca sp.), lalat buah (Dropophila melanogaster, Ceratitis capitata, dan Dacus dorcalis), lalat kandang (Stomoxys sp.), lalat kuda (Tabanus sp.), lalat pasir (Phlebotomus sp.), serta merutu (Chironomus).

9) Ordo Siphonoptera, contohnya adalah pinjal anjing (Ctenocephalus canis), pinjal kucing (Ctenocephalus felis), pinjal manusia (Pulex irritans), dan pinjal tikus (Xenopsylla cheopis).

10) Ordo Hymenoptera, contohnya adalah lebah madu (Apis mellifera), semut hitam (Monomorium sp.), lebah dengung (Bombus sp.), dan lalat gergaji (Endelomya).

Serangga sangat berperan bagi kehidupan manusia, terutama serangga yang memberi keuntungan, contoh:
1) lebah madu menghasilkan madu,
2) ulat sutra menghasilkan sutra,
3) serangga yang membantu penyerbukan bunga, seperti lebah dan kupu-kupu,
4) serangga predator yang bisa memakan hama secara biologi, dan
5) serangga yang membantu menguraikan sampah.


c. Chilopoda (Lipan)
Chilopoda adalah hewan Invertebrata karnivora yang memakan hewan lain. Bentuk tubuh pipih dengan segmen yang jelas. Di setiap segmen memiliki tubuh terdapat sepasang kaki, juga memiliki sepasang antena panjang dan sepasang mata yang masing-masing terdiri dari oselli. Pada segmentasi pertama, terdapat gigi-gigi beracun yang berbahaya, serta bernapas dengan menggunakan trakea, contohnya kelabang (Centipedes).


d. Arachnoidea (Laba-laba)

Umumnya, Arachnoidea mampu hidup di darat dan sebagian kecil mampu hidup di air. Ukuran memiliki tubuh bervariasi, mulai dari yang mikroskopis sampai yang panjangnya beberapa cm. memiliki tubuh terbagi menjadi selafothorax dan abdomen. Pada selafothorax, terdapat 6 pasang alat tambahan yang terdiri atas sepasang rahang, sepasang alat pemangsa untuk menangkap mangsa, dan 4 pasang alat berjalan. Arachnoidea tidak memiliki antena, akan tetapi memiliki 8 mata sederhana.
Hewan Invertebrata ini menggunakan paru-paru, trakea, atau keduanya sebagai alat respirasi, akan tetapi ada juga yang tidak memiliki alat pernapasan. contohnya adalah laba-laba (Latrodectes sp. dan Eurypelma sp.), caplak (Boophilus sp.), si panjang kaki (Phalangeum sp.), serta kalajengking (Vejovis sp., Hadrudus sp., dan Centrurus sp.).

Sebagian besar Artropoda adalah hewan Invertebrata pengganggu bagi sistem pertanian, akan tetapi ada beberapa hewan Invertebrata Arthropoda yang menguntungkan bagi manusia karena adalah sumber makanan, seperti belalang, Crustacea (udang-udangan), akan tetapi beberapa Arachnida adalah musuh alami bagi hama sistem pertanian.

8. hewan Invertebrata Berkulit Duri (Echinodermata)
Echinodermata berasal dari kata echinos yang artinya ’duri’ dan derma yang berarti ’kulit’. Echinodermata bisa diartikan sebagai hewan Invertebrata berkulit duri. hewan Invertebrata ini mampu hidup di laut dan tidak ada yang mampu hidup di air tawar. Selain kulitnya yang berduri, hewan Invertebrata ini juga memiliki ciri dengan jumlah organ tubuh kelipatan lima. Rangka memiliki tubuh adalah lempeng zat kapur.

Sistem saluran air yang dimiliki oleh hewan Invertebrata berkulit duri ini adalah sistem amburakral. Sistem ini berfungsi untuk bergerak, menangkap mangsa, dan melakukan pernapasan.

Berdasarkan bentuk memiliki tubuh, Echinodermata diklasifikasikan menjadi beberapa kelas, yaitu sebagai berikut.
1) Kelas Asteroidea disebut juga dengan bintang laut, memiliki bentuk seperti bintang dengan 5 lengan, duri-duri pendek dan tumpul, memiliki mulut dan anus, daya regenerasi sangat besar, dan alat gerak berupa kaki ambulakral. contohnya adalah Astrias vulgaris (bintang laut besar) dan Ctenodiscus (bintang laut lumpur).

2) Kelas Ophiuroidea. memiliki tubuh berbentuk cakram segi lima dengan lengan panjang yang berjumlah 5 buah. Alat gerak kaki ambulakral, memiliki mulut, akan tetapi tidak memiliki anus, contohnya adalah Ophiothix fragillis (bintang ular laut).

3) Kelas Echinoidea disebut juga dengan kelas landak laut, tubuh berbentuk bulatan, tidak berlengan, memiliki duri-duri (dari zat kapur) yang bisa digerakkan, sistem gerak dengan kaki ambulakral, beberapa spesies memiliki kelenjar racun pada duri- durinya, dan memiliki saluran pencernaan yang komplet, yaitu mulut–anus, contohnya adalah Echinocardium cordatum (landak laut).

4) Kelas Holothuroidea. Tubuh berbentuk bulat panjang, memiliki osikula yang halus, hidup sesilis, memiliki mulut dan anus, dan di sekitar mulut terdapat tentakel yang bisa digerakkan (ditarik dan dijulurkan). Alat gerak kaki ambulakral, contohnya adalah Cucumari planci (teripang).

5) Kelas Crinodea, tubuh berbentuk seperti bunga bakung, melekat di dasar laut, mampu hidup di laut dalam dan memiliki daya regenerasi yang tinggi, contohnya adalah Antodon tanella.

Echinodermata dalam ekosistem laut berperan sebagai pemakan sampah di laut. Dalam kehidupan manusia, sebagian Echinodermata adalah sumber bahan makanan.


Kesimpulan
Pengertian hewan Invertebrata adalah hewan Invertebrata yang tidak mempunyai tulang belakang dan susunan sarafnya terletak di bawah saluran pencernaan. Invertebrata terbagi menjadi delapan filum, yaitu hewan Invertebrata berpori (Porifera), hewan Invertebrata berongga (Coelenterata), hewan Invertebrata berkulit duri (Echinodermata), cacing pipih (Platyhelmintes), cacing gilig (Nemathelminthes), cacing gelang (Annelida), hewan Invertebrata lunak (Mollusca), dan hewan Invertebrata berbuku-buku (Arthropoda).


Itulah Pengertian hewan Invertebrata dan Contohnya beserta Klasifikasinya. Terimkasih sudah berkunjung!

Iklan
harga pom mini


EmoticonEmoticon