Sabtu, 29 Juli 2017

Pengertian Tumbuhan Paku dan Ciri Cirinya

Pengertian Tumbuhan Paku dan Ciri Cirinya - Tumbuhan paku atau dikenal juga dengan nama pakis, beberapa di antaranya dijadikan sebagai tanaman hias. Bahkan ada penggemar tanaman yang mengoleksi tumbuhan paku beraneka jenis yang diperoleh dari tempat yang berbeda-beda. Dapatkah kamu menyebutkan contoh tumbuhan paku yang ditanam sebagai tanaman hias? Bagaimanakah cara perawatannya? Samakah syarat-syarat hidupnya dengan tanaman hias yang lain?

1. Struktur tubuh dan habitat tumbuhan paku

Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berpembuluh yang tidak berbiji, memiliki susunan tubuh khas yang membedakannya dengan tumbuhan yang lain. Untuk memahami struktur tubuh tumbuhan paku lakukanlah aktivitas di bawah ini!

Ciri Ciri Tumbuhan Paku

Pada rizom terdapat akar, seperti rambut yang merupakan akar serabut. Ada pula tumbuhan paku yang batangnya mirip batang palem, misalnya paku pohon (Cyathea). Paku pohon ini masih banyak dijumpai di daerah dataran tinggi yang berhawa dingin seperti di kaki Gunung Ungaran di Kabupaten Semarang dan pedalaman Gunungpati di Kota Semarang. Ada pula tumbuhan paku yang tubuhnya seperti kawat (paku kawat, Lycopodium).

Ada daun paku yang berukuran kecil (mikrofil) dan ada pula yang berukuran besar (makrofil). Ada daun tumbuhan paku yang khusus menghasilkan spora, daun ini disebut sporofil dan ada daun yang tidak menghasilkan spora, disebut tropofil. Akan tetapi, tidak semua tumbuhan paku memiliki tipe daun yang berfungsi khusus. Misalnya pada suplir, semua daun dapat menghasilkan spora.

2. Daur hidup tumbuhan paku
Tumbuhan paku memiliki kotak spora atau sporangium. Pada sporangium dihasilkan spora. Banyak sporangium terkumpul dalam satu wadah yang disebut sorus, yang dilindungi oleh suatu selaput indusium.

Fase pembentukan spora dalam daur hidup tumbuhan paku disebut generasi sporofit dan fase pembentukan gamet disebut generasi gametofit. Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) dengan dua generasi, yaitu generasi sporofit dan generasi gametofit.

Berdasarkan jenis sporanya, tumbuhan paku dibedakan menjadi tumbuhan paku homospora, heterospora dan peralihan homospora-heterospora. Tumbuhan paku homospora menghasilkan spora dengan ukuran sama yang tidak dapat dibedakan antara spora jantan dan betina, misalnya Lycopodium sp. (paku kawat). 


Tumbuhan paku heterospora menghasilkan spora berbeda ukuran. Spora jantan berukuran kecil disebut mikrospora dan spora betina besar disebut makrospora, misalnya Selaginella sp.(paku rane), Marsilea sp. (semanggi). Tumbuhan paku peralihan menghasilkan spora jantan dan betina yang sama ukurannya, misalnya Equisetum debile (paku ekor kuda).

3. Penggolongan dan peranan tumbuhan paku

Dengan klasifikasi sistem 5 kingdom, tumbuhan paku dibedakan atas 3 divisio, yaitu Lycophyta, Sphenophyta, Pterophyta.

Pengertian Tumbuhan Paku dan Ciri Cirinya
Paku


a. Lycophyta (Paku kawat)
Tumbuhan paku ini berdaun kecil, tersusun spiral, sporangium terkumpul dalam strobilus dan muncul di ketiak daun, batang seperti kawat. Contoh: Lycopodium sp.(paku tanduk rusa), ditanam sebagai tanaman hias. Lycopo- dium clavatum, digunakan sebagai bahan obat-obatan.

b. Sphenophyta (Paku ekor kuda)
Berdaun kecil, tunggal dan tersusun melingkar. Sporangium tersusun dalam strobilus. Contoh: Equisetum debile (paku ekor kuda), tumbuh di dataran tinggi, batang berongga, berbuku-buku, dan tumbuh tegak. Daun kecil (mikrofil), terdapat pada setiap buku, melingkar, berbentuk sisik

c. Pterophyta (Paku sejati)
Pterophyta merupakan tumbuhan paku yang banyak dijumpai disekitar kita, umumnya disebut pakis. Tumbuhan paku ini berdaun besar, daun muda menggulung, sporangium terdapat pada sporofil. Contoh: Alsophilla glauca (paku tiang),banyak ditemukan di daerah pegunungan berhawa dingin, batangnya hitam digunakan untuk menanam anggrek. Adiantum cuneatum (suplir) dan Asplenium nidus (paku sarang burung), ditanam sebagai tanaman hias. Marsilea crenata (semanggi), hidup di rawa atau tanah berair, digunakan untuk sayur.

Nah... Pengertian Tumbuhan Paku dan Ciri Cirinya semoga bermanfaat!

Contoh Tumbuhan Gymnospermae dan Angiospermae

Contoh Tumbuhan Gymnospermae dan Angiospermae - Dilihat dari struktur tubuhnya, anggota Spermatophyta merupakan tumbuhan tingkat tinggi. Organ tubuhnya lengkap dan sempurna, sudah terlihat adanya perbedaan antara akar, batang dan daun yang jelas atau sering disebut dengan tumbuhan berkormus (Kormophyta). Sporofit merupakan tanaman yang utama, sedangkan gametofitnya merupakan bagian tanaman yang nantinya akan mereduksi. 

Tumbuhan yang menjadi anggota Spermatophyta menggunakan biji sebagai alat reproduksi, melalui fertilisasi antara spermatozoid yang dibentuk dalam kepala sari dengan ovum dalam kandung lembaga. Hasil fertilisasi akan disimpan dalam biji yang dilindungi oleh kulit biji dan akan disuplai nutrisi dari endosperm (cadangan makanan).

Baca juga: Pengertian Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

Berdasarkan kondisi bijinya, Spermatophyta digolongkan menjadi tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae)

Contoh Tumbuhan Gymnospermae
Ciri morfologi tumbuhan ini adalah berakar tunggang, daun sempit, tebal dan kaku, biji terdapat dalam daun buah (makrosporofil) dan serbuk sari terdapat dalam bagian yang lain (mikrosporofil), daun buah penghasil dan badan penghasil serbuk sari terpisah dan masing- masing disebut dengan strobillus.

Ciri-ciri anatominya memiliki akar dan batang yang berkambium, akar mempunyai kaliptra, batang tua dan batang muda tidak mempunyai floeterma atau sarung tepung, yaitu endodermis yang mengandung zat tepung. Pembuahan tunggal dan selang waktu antara penyerbukan dengan pembuahan relatif lama. Berkas pembuluh angkut belum berfungsi secara sempurna berupa trakeid.

Yang termasuk golongan ini adalah Cycas rumphii (pakis haji), Ginko opsida (ginko).

Pakis Haji

Contoh Tumbuhan Angiospermae
Tanaman angiospermae mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut mempunyai bunga yang sesungguhnya, bentuk daun pipih dan lebar dengan susunan daun yang bervariasi, bakal biji tidak tampak terlindung dalam daun buah atau putik, terjadi pembuahan ganda, pembentukan embrio dan endosperm berlangsung dalam waktu yang hampir bersamaan.

Angiospermae dibedakan menjadi dua kelas berdasarkan keping biji (kotiledon), adalah sebagai berikut.

a) Monokotiledon, yaitu tumbuhan yang mempunyai keping biji tunggal. Contohnya kelapa (Cocos nucifera), melinjo (Gnetum gnemon).

b) Dikotiledon, yaitu tumbuhan yang mempunyai keping biji dua. Contohnya petai (Parkia speciosa), cabe rawit (Capsicum frustescens).

1. Tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae)
a. Ciri-ciri umum
Pernahkah kamu mengamati tumbuhan melinjo, pakis haji dan pinus? Dapatkah kamu menjelaskan perbedaan cirinya dengan tumbuhan berbiji lain? Salah satu ciri khas yang membedakan Gymnospermae dengan tumbuhan berbiji lain adalah struktur bijinya! Cobalah lakukan aktivitas berikut ini untuk mempelajari struktur biji Gymnospermae!

Tumbuhan berbiji terbuka dapat berupa perdu atau pohon. Semua tumbuhan berbiji terbuka memiliki jaringan pembuluh xilem dan floem. Tumbuhan berbiji terbuka, tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji tertutup merupakan kelompok tumbuhan Tracheophyta, yaitu kelompok tumbuhan yang memiliki jaringan pembuluh xilem dan floem. Yang membedakan tumbuhan ini dengan tumbuhan berbiji terbuka adalah bakal bijinya terdapat di luar permukaan megasporofilnya atau analoginya disebut sisik pendukung bakal biji, yang berkelompok menjadi strobilus berkayu dan disebut runjung, kecuali pada tanaman pakis haji (Cycas rumphii).

b. Penggolongan dan peranannya

Tumbuhan berbiji terbuka yang hingga kini masih dapat ditemukan adalah divisi Coniferophyta (konifer), Cycadophyta (Sikas), Ginkgophyta (ginkgo), Gnetophyta (melinjo).

1) Coniferophyta (konifer)
Divisio ini banyak anggotanya yang masih dapat dijumpai hingga sekarang. Ingatkah kamu tumbuhan apakah yang terdapat pada hutan di daerah beriklim dingin di kutub utara? Atau hutan pada pegunungan di daerah tropis?

Pada umumnya conifer tidak mengalami gugur daun, daunnya berbentuk jarum, hidup sebagai perdu atau pohon, memiliki strobi- lus berbentuk kerucut. Ada dua macam stro- bilus, strobilus biji atau strobilus betina dan strobilus serbuk sari atau strobilus jantan. Contoh: Pinus, Cupressus, Araucaria, Agathis, Sequoia, Juniperus, Taxus.

2) Cycadophyta (Sikas)
Golongan sikas ditemukan di daerah tropis hingga sub-tropis. Ciri yang khas untuk tumbuhan ini adalah batang yang tidak bercabang, daun majemuk, seperti kulit, tersusun sebagai tajuk di puncak batang yang memanjang. Seluruh anggotanya berumah dua. Contoh: Cycas rumphii (pakis haji), ditanam sebagai tanaman hias.

3) Ginkgophyta (Ginko)
Anggota divisio ini yang masih ada adalah Ginkgo biloba (Ginko). Ginkgo merupakan pohon besar, dapat mencapai ketinggian lebih dari 30 meter. Daun lebar berbentuk seperti kipas, dengan belahan yang berlekuk dalam. Tulang daun berbentuk menggarpu. Ginko merupakan tumbuhan Gymnospermae yang meranggas, berumah dua, biji keras berwarna kekuningan, berukuran sebesar kelereng, berbau tidak enak. Ginko digunakan sebagai bahan obat-obatan dan kosmetik.

4) Gnetophyta
Divisio ini memiliki strobilus jantan yang tersusun majemuk, daun berhadapan atau melingkar, seluruh pembuluh terdapat pada kayu sekunder dan tidak terdapat saluran resin. Contoh: Gnetum gnemon (melinjo), daun muda, biji dan bunganya dapat disayur. Bijinya dibuat menjadi emping,kulit kayunya digunakan sebagai bahan pembuatan benang atau kertas.

2. Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae)
Sekarang ini Angiospermae merupakan tumbuhan yang dominan, beraneka ragam, dan menempati daerah persebaran yang paling luas di permukaan bumi. Diperkirakan hingga sekarang terdapat sekitar 250.000 spesies Angiospermae.

a. Ciri-ciri umum
Angiospermae memiliki bakal biji atau biji berada di dalam struktur yang tertutup yang disebut daun buah (carpels). Daun buah dikelilingi oleh alat khusus yang membentuk struktur pembiakan majemuk yang disebut bunga. Pada umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu, semak, liana, atau herba. Di antara Angiospermae ada yang hidup tahunan ada yang semusim, berumah satu atau berumah

Tanaman Angiospermae (leci) dua.

b. Penggolongan dan peranannya
Semua Angiospermae digolongkan dalam divisio tunggal, yaitu Anthophyta. Divisio ini terdiri atas dua kelas yaitu Monocotyledonae (monokotil) dan Dicotyledonae (dikotil). Ingatkah kamu berbagai ciri yang membedakan keduanya?

1) Monocotyledonae (Monokotil)

Mencakup semua tumbuhan berbunga yang memiliki kotiledon tunggal (berkeping biji tunggal), batang bagian atas tidak bercabang. Umumnya berdaun tunggal, kecuali pada golongan palma (kelapa, palem) dengan tulang daun melengkung atau sejajar. Jaringan xilem dan floem pada batang dan akar tersusun tersebar dan tidak berkambium. Bunga memiliki bagian-bagian dengan kelipatan 3, bentuk

Tipe buah angiospermae, yaitu:
a. Buah berdaging, yaitu suatu bangun berdaging yang mengelilingi biji.
b. Buah kering, yaitu suatu kulit keras yang melindungi biji. tidak beraturan dan berwarna tidak menyolok.
Beberapa contoh yang penting misalnya;
a) Famili Liliaceae. Contohnya adalah Lilium longiflorum (lilia gereja), Gloriosa superba (kembang sungsang).
b) Famili Amaryllidaceae. Contohnya adalah Agave cantala (kantala), Agave sisalana (sisal).
c) Famili Poaceae. Contohnya adalah Oryza sativa (padi), Zea mays (jagung), Andropogon sorghum (cantel), Panicum miliaceum (jewawut).
d) Famili Zingiberaceae. Contohnya adalah Zingiber officinalle (jahe), Curcuma domestica (kunyit), Alphinia galanga (laos), Kaempferia galanga (kencur).
e) Famili Musaceae. Contohnya adalah Musa paradisica (pisang), Musa textilis (manila henep).
f) Famili Orchidaceae. Contohnya adalah Phalaenopsis amabilis (anggrek bulan), Dendrobium phalaenopsis (larat).
g) Famili Arecaceae. Contohnya adalah Cocos nucifera (kelapa), Arenga pinata (aren), Areca catechu (pinang), Elais quineensis (kelapa sawit).
h) Famili Areceae. Contohnya adalah Colocasia esculenta (talas), Xanthosoma violaceum  (bentul), bawah? Coba sebutkan nama-namanya!

2) Dicotyledonae (Dikotil)
Berbagai tumbuhan monokotil, yaitu bambu, padi, tebu dan gandum

Mencakup semua tumbuhan berbunga yang memiliki 2 kotiledon (berkeping biji dua). Daun dengan pertulangan menjari atau menyirip.

Batangnya berkambium, oleh karena itu mengalami pertumbuhan sekunder. Pembuluh xilem dan floem tersusun melingkar (konsentris). Akar berupa akar tunggang ujung akar lembaga tidak dilindungi selaput pelindung. Jumlah bagian-bagian bunga berkelipatan 4 atau 5. Benarkah demikian jumlah bagian-bagian bunga Angiospermae? Bagaimana susunan bunganya? Untuk mempelajarinya lakukanlah aktivitas di bawah ini!

Apakah kamu mengenali tumbuhan tersebut? Coba sebutkan nama-namanya!
Beberapa contoh yang penting antara lain:
a) Euphorbiaceae (tumbuhan jarak-jarakan), contohnya Euphorbia tirucalli (patah tulang), Manihot utilisima (ubi kayu), Hevea brassiliensis (karet, para).
b) Moraceae. Contohnya adalah Ficus benjamina (beringin), Artocarpus communis (keluwih).
c) Papilionaceae. Contohnya adalah Vigna cinesis (kacang panjang), Phaseolus radiatus (kacang hijau), Arachis hypogea (kacang tanah), Clitoria ternatea (kembang telang).
d) Caesalpiniaceae. Contohnya adalah Caesalpinia pulcherima (kembang merak), Tamarindus indica (asam).
e) Mimosaceae. Contohnya adalah Mimosa pudica (sikejut), Leucaena glauca (lamtoro), dan Parkia speciosa (petai).
f) Malvaceae. Contohnya adalah Gossypium sp. (kapas), Hibiscus tiliaceus (waru).
g) Bombacaceae. Contohnya adalah Durio zibethinus (durian), Ceiba pentandra (kapok).
h) Rutaceae. Contohnya adalah Citrus nobilis (jeruk keprok), Citrus aurantifolia (jeruk nipis).
i) Myrtaceae. Contohnya adalah Eugenia aromatica (cengkeh), Melaleuca leucodendron (kayu putih), dan Psidium guajava (jambu biji).
j) Verbenaceae. Contohnya adalah Tectona grandis (jati), Lantana camara (lantana).
k) Labiatae. Contohnya adalah Coleus tuberotus (kentang hitam).
l) Convolvulaceae. Contohnya adalah Ipomoea batatas (ketela rambat), Ipomoea reptans (kangkung).
m) Apocynaceae. Contohnya adalah Plumeria acuminata (kemboja), Alamanda cathartica (alamanda).
n) Rubiaceae. Contohnya adalah Cinchona suecirubra (kina), Coffea arabica (kopi arabica), Coffea canephora (kopi robusta), Morinda citrifolia (mengkudu).
Nah itulah Contoh Tumbuhan Gymnospermae dan Angiospermae, semoga bermanfaat!. Terimakasih sudah membaca Contoh Tumbuhan Gymnospermae dan Angiospermae.

Iklan:
Harga pom mini

Jumat, 28 Juli 2017

Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup dan Manfaatnya

Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup dan Manfaatnya - Makhluk hidup yang mempunyai ciri dan sifat yang sama dimasukkan ke dalam satu kelompok, dan jika dalam persamaan ditemukan perbedaan ciri dan sifat, maka dipisahkan lagi ke dalam kelompok lain yang lebih kecil, sehingga dalam kegiatan klasifikasi akan diperoleh kelompok-kelompok makhluk hidup dengan jenjang yang berbeda.

Pengelompokkan hasil klasifikasi pada tingkat-tingkat yang berbeda atau pada takson yang berbeda disebut taksonomi. Semakin tinggi jenjangnya semakin banyak anggotanya, tetapi persamaan sifat yang dimiliki anggotanya semakin sedikit.

Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup dan Manfaatnya

Klasifikasi bisa berfungsi sebagai alat untuk mempelajari keanekaragaman hayati.
Tujuan dari klasifikasi adalah sebagai berikut.
a. menyederhanakan objek studi agar mudah dipelajari;
b. mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap-tiap jenis;
c. mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri- cirinya;
d. mengetahui hubungan kekerabatan dan sejarah evolusinya.

Adanya klasifikasi makhluk hidup mempunyai manfaat sangat besar yang langsung bisa dirasakan manusia, adalah sebagai berikut:
a. Pengklasifikasian melalui pengelompokkan bisa memudahkan dalam mempelajari organisme yang beraneka ragam.
b. Klasifikasi bisa digunakan untuk melihat hubungan tingkat kekerabatan antara organisme satu dengan lainnya.

Berdasarkan kriteria yang digunakan, sistem klasifikasi makhluk hidup dibedakan menjadi tiga, yaitu sistem buatan, sistem alami, dan sistem filogenik.

a. Sistem buatan
Sistem klasifikasi buatan mengutamakan tujuan praktis dalam ikhtisar dunia makhluk hidup. Klasifikasi buatan diperkenalkan oleh Carollus Linnaeus (1707-1778). Dasar klasifikasi adalah ciri morfologi, alat reproduksi, habitat dan penampakan makhluk hidup (bentuk dan ukurannya). Misalnya, pada klasifikasi tumbuhan ada pohon, semak, perdu, dan gulma. Berdasarkan tempat hidup, bisa dikelompokkan hewan yang hidup di air dan hewan yang hidup di darat. Berdasarkan kegunaannya, misalnya makhluk hidup yang digunakan sebagai bahan pangan, sandang, papan dan obat-obatan.

b. Sistem alami

Klasifikasi makhluk hidup yang menggunakan sistem alami menghendaki terbentuknya takson yang alami. Klasifikasi ini dikemukakan oleh Aristoteles pada tahun 350 SM. Klasifikasi ini didasarkan pada sistem alami, artinya suatu pengelompokan yang didasarkan pada ciri morfologi/ bentuk tubuh alami, sehingga terbentuk takson-takson yang alami, misalnya hewan berkaki empat, hewan bersirip, hewan tidak berkaki, dan sebagainya. Pada tumbuhan misalnya tumbuhan berdaun menyirip, tumbuhan berdaun seperti pita, dan sebagainya.

c. Sistem filogenik
Sistem klasifikasi ini didasarkan pada jauh dekatnya hubungan kekerabatan antara takson yang satu dan yang lainnya sekaligus mencerminkan perkembangan makhluk hidup (filogenik), diperkenalkan oleh Charles Darwin (1859). Makin dekat hubungan kekerabatan maka makin banyak persamaan morfologi dan anatomi antar takson. Semakin sedikit persamaan maka makin besar perbedaannya, berarti makin jauh hubungan kekerabatannya. Misalnya, gorila lebih dekat kekerabatannya dengan orangutan dibandingkan dengan manusia. Hal itu didasarkan pada tes biokimia setelah ilmu pengetahuan berkembang pesat, terutama ilmu pengetahuan tentang kromosom, DNA, dan susunan protein organisme.

4. Takson dalam sistem klasifikasi
Makhluk hidup yang ada di bumi ini banyak sekali jumlahnya dan selain itu sangat beraneka ragam juga jenisnya. Sejak manusia lahir di bumi ini telah sadar akan adanya dua fenomena itu, dan semenjak itu juga manusia telah berusaha untuk memahami kedua gejala itu dan mengungkapkan makna yang terkandung di dalamnya.

Kesadaran dan usaha itulah yang akhirnya melahirkan cabang ilmu hayat yang sekarang disebut ilmu taksonomi. Bergantung pada makhluk hidup yang akan dipelajari. anda menamakan taksonomi hewan jika yang dijadikan objek studi adalah hewan, dan taksonomi tumbuhan jika yang dijadikan objek studi adalah tumbuhan.

Dalam bukunya yang berjudul Handbuch Der Systematischer Botanik, Wettstein mengemukakan, bahwa tugas taksonomi tumbuhan adalah "Pengenalan (Identifikasi) jenis, baik yang ada di masa sekarang ataupun yang hidup pada masa perkembangan bumi yang telah silam, dan upaya untuk menggolongkan (mengklasifikasikan) ke dalam satu sistem yang di satu pihak sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dengan memberikan gambaran hubungan kekerabatan dalam sejarah perkembangan antara tumbuhan satu dan yang lainnya, serta di lain pihak bisa memenuhi kebutuhan yang praktis berupa ikhtisar ringkas dunia tumbuhan”.

Kata taksonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu taxis (susunan, penyusunan, penataan) atau taxon (setiap unit yang digunakan dalam klasifikasi objek biologi) dan no- mos (hukum). Istilah taksonomi diperkenalkan oleh seorang ahli taksonomi tumbuhan berkebangsaan Prancis pada tahun 1813, untuk teori klasifikasi tumbuhan, sehingga tidak mengherankan jika ada ahli biologi yang memberikan interpretasi taksonomi sebagai teori dan praktek tentang pengklasifikasian makhluk hidup.

Pada saat ini, kegiatan klasifikasi ini dirasakan sebagai sesuatu yang imperatif, yang tidak boleh tidak harus dilakukan dalam bidang ilmu manapun, Jika bidang ilmu yang bersangkutan menghadapi objek studi seperti yang dihadapi taksonomi tumbuhan. Itulah sebabnya anda mengenal juga taksonomi hewan, dan jika dalam kimia organik anda harus mempelajari bahan-bahan organik yang demikian besar juga jumlah, macam dan ragamnya, penanganannya pun dengan menggunakan pengklasifikasian bahan-bahan organik itu.

Jika anda mengambil takson atau kelompok utamanya saja maka tiap kingdom/regnum dibagi menjadi golongan yang lebih kecil, yaitu Divisio untuk tumbuhan, sedangkan Phyllum untuk hewan. Tiap divisi atau filum dibagi lagi dalam classis. Tiap classis dibagi lagi menjadi ordo, ordo dibagi menjadi beberapa familia dan familia dibagi menjadi genus, genus dibagi menjadi spesies atau jenis

Kingdom animalia meliputi semua jenis hewan. Filum chordata, meliputi hewan yang bertulang belakang, kelas mamalia meliputi hewan bertulang belakang yang mempunyai rambut dan kelenjar susu. Ordo primata meliputi mamalia yang mempunyai anggota tubuh berupa tangan untuk menggenggam dan kaki untuk berjalan. Famili hominidae meliputi kera, manusia primitif dan manusia modern. Genus homo meliputi hanya manusia primitif dan manusia modern, sedangkan untuk spesies sapiens hanya untuk manusia modern.

Baca juga: Pengertian Hewan Vertrebrata dan Contohnya

Sejak tahun 1978 sistem klasifikasi mengenal tingkatan takson baru yang terletak di atas Kingdom atau Regnum, yaitu tingkatan Domain. Makhluk hidup dikelompokkan menjadi 3 domain, yaitu Archaea (Eubacteria), Bacteria dan Eukarya. Sistem klasifikasi tiga Domain didasarkan atas urutan basa dalam RNA, sistem ini memberi penekanan lebih pada pemisahan evolusioner awal antara bakteri dan arkhae dengan cara menggunakan suatu takson superkingdom yang disebut dengan Domain. Sistem ini menekankan keanekaragaman biologis diantara protista.

Domain Archaea (Eubacteria) terdiri atas satu kingdom Archaea dengan 2 filum, memiliki ciri-ciri dalam garis evolusi yang lebih dekat dengan Eukariota. Domain bacteria tersusun atas satu Kingdom bacteria dengan 23 filum. Domain eukarya terdiri atas semua kingdom organisme eukariota, yang terdiri atas empat kingdom, yaitu Animalia, Plantae, Fungi, dan Protista.

5. Sistem tata nama ganda (binomial nomenclature)
Sebelum digunakan nama baku yang diakui dalam dunia ilmu pengetahuan, makhluk hidup diberi nama sesuai dengan nama daerah masing-masing, sehingga terjadi lebih dari satu nama untuk menyebut satu makhluk hidup. Misalnya, mangga ada yang menyebut poah, ada yang menyebut pauh, dan ada juga yang menyebut pelem. Nama pisang, di daerah jawa tengah disebut dengan gedang, sedangkan di daerah Sunda gedang berarti pepaya. Karena adanya perbedaan penyebutan ini maka akan mengakibatkan salah pengertian sehingga informasi tidak tersampaikan dengan tepat atau pun informasi tidak bisa tersebar luas ke daerah-daerah lain atau pun negara lain.

Carollus Linnaeus seorang sarjana kedokteran dan ahli botani dari Swedia berhasil membuat sistem klasifikasi makhluk hidup. Untuk menyebut nama makhluk hidup, C. Linneaus menggunakan sistem tata nama ganda, yang aturannya sebagai berikut.

a. Untuk menulis nama Species (jenis)
1) Terdiri dari dua kata, dalam bahasa latin.

2) Kata pertama menunjukkan nama genus dan kata kedua merupakan penunjuk spesies.

3) Cara penulisan kata pertama diawali dengan huruf besar, sedangkan nama penunjuk spesies dengan huruf kecil.

4) Jika ditulis dengan cetak tegak maka harus digarisbawahi secara terpisah antarkata, sedangkan jika ditulis dengan cetak miring maka tidak digarisbawahi. Contohnya: nama jenis tumbuhan Oryza sativa atau bisa juga ditulis Oryza sativa (padi) dan Zea mays bisa juga ditulis Zea mays (jagung).

5) Jika nama spesies tumbuhan terdiri lebih dari dua kata maka kata kedua dan seterusnya harus disatukan atau ditulis dengan tanda penghubung. Misalnya, nama bunga sepatu, yaitu Hibiscus rosasinensis ditulis Hibiscus rosa-sinensis. Sedangkan jenis hewan yang terdiri atas tiga suku kata seperti Felis manuculata domestica (kucing jinak) tidak dirangkai dengan tanda penghubung. Penulisan untuk varietas ditulis seperti berikut ini yaitu, Hibiscus sabdarifa varalba (rosella varietas putih).

6) Jika nama jenis tersebut untuk mengenang jasa orang yang menemukannya maka nama penemu bisa dicantumkan pada kata kedua dengan menambah huruf (i) di belakangnya. Contohnya antara lain tanaman pinus yang diketemukan oleh Merkus, nama tanaman tersebut menjadi Pinus merkusii.

b. Untuk menulis Genus (marga)
Nama genus tumbuhan maupun hewan terdiri atas satu kata tunggal yang bisa diambil dari kata apa saja, bisa dari nama hewan, tumbuhan, zat kandungan dan sebagainya yang merupakan karakteristik organisme tersebut. Huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar, contoh genus pada tumbuhan, yaitu Solanum (terung- terungan), genus pada hewan, misalkan Canis (anjing), Felis (kucing).

c. Untuk menulis nama Familia (suku)
Nama familia diambil dari nama genus organisme bersangkutan ditambah akhiran "aceae" untuk organisme tumbuhan, sedangkan untuk hewan diberi akhiran -idea. Contoh nama familia untuk terung- terungan adalah Solanaceae, sedangkan contoh untuk familia anjing adalah Canidae.

d. Untuk menulis nama Ordo (bangsa)
Nama ordo diambil dari nama genus ditambah akhiran ales, contoh ordo Zingiberales berasal dari genus Zingiber + akhiran ales.

e. Untuk menulis nama Classis (kelas)
Nama classis diambil dari nama genus ditambah dengan akhiran "nae", contoh untuk genus Equisetum maka classisnya menjadi Equisetinae. Ataupun juga bisa diambil dari ciri khas organisme tersebut, misal Chlorophyta (ganggang hijau), Mycotina (jamur).


6. Klasifikasi alternatif
Dengan kemajuan tekhnologi dan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli mengembangkan beberapa sistem klasifikasi makhluk hidup. Para ahli membagi makhluk hidup menjadi beberapa sistem kingdom, adalah sebagai berikut.

Baca juga: Pengertian Klasifikasi Makhluk Hidup

a. Sistem dua kingdom
Sistem ini membagi makhluk hidup menjadi dua dunia, yaitu dunia hewan dan dunia tumbuhan. Dasar klasifikasi ini adalah ciri dan sifat tumbuhan yang mempunyai dinding sel keras seperti selulosa dan hewan yang mempunyai sifat bisa bergerak aktif, dan berpindah tempat.

b. Sistem tiga kingdom

Sistem ini mengelompokkan organisme menjadi tiga dunia, yaitu Plantae, Animalia dan Fungi. Sistem ini didasarkan pada cara memperoleh nutrisi. Plantae (tumbuhan) merupakan organisme yang bisa melakukan fotosintesis sehingga bisa memenuhi kebutuhan makan diri sendiri maka disebut organisme autotrop.

Animalia sebagai fagotrop, yaitu organisme heterotrop yang menelan makanan berbentuk padat dan menggunakan senyawa organik sebagai sumber energinya. Fungi merupakan organisme heterotrofik dan saprofitik yang memperoleh nutrisi dari organisme yang telah mati. jika fungi mengambil nutrisi dengan cara mengambil dari organisme hidup lain maka disebut parasitik.

c. Sistem empat kingdom
Sistem ini mengelompokkan organisme menjadi empat dunia, yaitu Plantae, Animalia, Fungi, dan Prokariotik. Prokariotik adalah organisme yang mempunyai inti, tetapi intinya tidak memiliki membran inti.

d. Sistem lima kingdom
R.H. Whittaker mengelompokkan organisme menjadi lima dunia berdasarkan tingkat organisme, kondisi inti sel, dan nutrisinya. Kelima dunia tersebut adalah sebagai berikut.

1) Kingdom Monera
Monera meliputi makhluk hidup yang sangat sederhana. Termasuk ke dalam kingdom ini adalah bakteri dan alga biru (Cyanophyta). Monera bersifat prokariotik, sel-selnya mempunyai nukleus atau inti sel yang tidak bermembran. Sel-selnya membelah secara sederhana, yaitu dengan amitosis. Kromosomnya tunggal dan berbentuk melingkar. Klorofil tersebar dan tidak terlindung oleh membran.

2) Kingdom Protista
Termasuk ke dalam kingdom ini adalah organisme yang bersel tunggal bersifat eukariotik. Eukariotik berarti inti sel-selnya telah bermembran, meliputi protozoa dan alga. Sistem klasifikasi ini dirintis oleh Ernst Haeckel (1834-1919)

3) Kingdom Mycota
Kingdom ini meliputi makhluk hidup yang tidak mempunyai klorofil, sehingga tidak bisa mensintesa makanan sendiri atau bersifat heterotrop, ada yang bersifat parasit, ada juga yang bersifat saprofit. Termasuk di dalamnya adalah berbagai jamur, seperti jamur merang, jamur kuping dan jamur oncom.

4) Kingdom Plantae
Kingdom ini meliputi makhluk hidup yang mampu melakukan fotosintesis, yaitu makhluk hidup yang mempunyai klorofil, sehingga bisa hidup tanpa mengambil energi dari organisme lain. Makhluk itu disebut organisme autotrop. Termasuk di dalamnya adalah Bryophyta, Pteridophyta, dan Spermatophyta.

5) Kingdom Animalia
Kingdom ini meliputi makhluk hidup eukariotik bersel banyak, bersifat heterotrop, meliputi Porifera, Platyhelminthes, Hydrozoa, Nematoda, Rotifera, Annelida, Molusca, Arthropoda, Echinoder- mata dan Chordata.

e. Sistem enam kingdom
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong ilmuwan untuk selalu mengembangkan hasil penelitian termasuk pengelompokan makhluk hidup menjadi enam kingdom. Sistem pengelompokan enam kingdom adalah Archaea (Eubacteria), Bacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.

Kingdom Archea dan Bacteria mempunyai ciri-ciri antara lain, prokariotik, bahan genetik (DNA) tidak berstruktur dalam bentuk nukleus, DNA terbisa pada nuclear area (nukleoid), tidak mempunyai organel (organel tidak bermembran), umumnya lebih kecil dari sel eukariotik, kecuali bakteri Epulofosculum fishelsoni (650µm = 0,65mm) dan Thiomargarrita namimbiensis (800µm = 0,80 mm).

Iklan:
harga pom mini

Nah itulah Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup dan Manfaatnya

Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Keanekaragaman Hayati di Indonesia - Keanekaragaman hayati Indonesia terbagai menjadi tiga kategori, yaitu keanekaragaman hayati di Indonesia berdasarkan karakteristik wilayahnya, berdasarkan ekosistem perairannya, dan berdasarkan penyebarannya.

1. Keanekaragaman Hayati di Indonesia Berdasarkan Karakteristik Wilayahnya
Secara Astronomis, Indonesia terletak pada 60 LU - 110 LS dan 950 BT - 1410 BT. Artinya, Indonesia terletak di daerah iklim tropis karena banyak terdapat di antara 23½0 LU dan 23½0 LS, ciri ciri daerah tropis antara lain mempunyai temperatur udara cukup tinggi, yaitu 26 0C - 28 0C, curah hujan pun cukup tinggi, yaitu 700-7.000 mm/tahun dan tanahnya subur karena proses pelapukan batuan cukup cepat. Untuk kekayaan hewan, Indonesia mempunyai jumlah keragaman yang tinggi dibandingkan negara-negara lain.

Hewan mamalia menduduki peringkat pertama di dunia hampir mencapai 515 jenis, 125 jenis diantaranya endemik, artinya tidak diketemukan di daerah lain. Peringkat kedua diduduki oleh kupu-kupu mencakup 151 jenis. Reptil menduduki peringkat tiga dunia, lebih dari 600 jenis. Sedangkan, burung menduduki peringkat keempat yang mencapai 1519 jenis dan 420 jenis bersifat endemik. Peringkat kelima diduduki oleh amfibi mencakup hampir 270 jenis.
Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Macam-macam tumbuhan khas dan endemik di Indonesia antara lain sebagai berikut.
a. Kayu ramin (Gonystylus bancanus) banyak terdapat di pulau Sumatera, Kalimantan dan Maluku.
b. Kayu besi (Euziderozylon zwageri) banyak terdapat di Jambi, Pulau Sumatra.
c. Rafflesia arnoldii banyak terdapat di pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan.
d. Matoa (Pometia pinnata) banyak terdapat di daerah Papua.
e. Meranti (Shorea sp), Keruwing (Dipterocarpus sp) dan Rotan (Liana sp) banyak banyak terdapat di hutan Pulau Kalimantan.
f. Durian (Durio zibethinus), Mangga (Mangifera indica), Sukun (Arthocarpus communis) banyak banyak terdapat di hutan pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
g. Kayu Cendana banyak tumbuh di Nusa Tenggara.
h. Sawo kecik (Manilkara kauki) banyak terdapat di pulau Jawa.
i. Kepuh (Sterculia foetida) banyak terdapat di Pulau Jawa.

Macam-macam hewan khas dan endemik di Indonesia antara lain sebagai berikut.
a. Badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) berada di Ujung Kulon.
b. Komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Komodo.
c. Burung Maleo (Macrocephalon maleo) di Pulau Sulawesi.
d. Tapir (Tapirus indicus) ada di Pulau Sumatera.
e. Orang utan (Pongo pygmaeus) di pulau Sumatera dan Kalimantan.
f. Cendrawasih (Paradisaea minor) dan Kasuari (Casuarius casuarius) di Papua.
g. Macan Kumbang (Panthera pardus) dan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) ada di Pulau Jawa dan Sumatera.
h. Penyu Hijau (Chelonia mydas) ada di pulau Jawa, Bali dan Sulawesi.
i. Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) ada di pulau Bali.
j. Gajah (Elephas maximus) banyak terdapat di Sumatra dan Kalimantan.

2. Keanekaragaman hayati di Indonesia berdasarkan penyebarannya (Biogeografi)
Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran makhluk hidup tertentu pada lingkungan tertentu di bumi. Indonesia merupakan negara yang sangat kaya dengan flora dan fauna yang tersebar di seluruh kepulauannya. Persebaran makhluk hidup yang berbeda ini dapat ditentukan oleh geografis, seperti ketinggian, garis lintang, dan keadaan iklim, misalnya curah hujan, suhu, dan radiasi cahaya. Berdasarkan fauna dan floranya, biogeografi dapat dibagi menjadi dua, yaitu persebaran hewan dan persebaran tumbuhan.

Garis Wallace dan garis Webber membagi wilayah Indonesia menjadi tiga bagian
a. Penyebaran hewan (zoogeografi)
Penyebaran hewan di bumi menurut Alfred Russell Wallace dapat dikelompokkan menjadi 6 daerah, yaitu sebagai berikut.
1) Paleartik mencakup daerah Asia Utara dan Eropa, hewan yang khas adalah beruang eropa, bison dan rusa kutub.
2) Ethiopia mencakup daerah Afrika, Arab, Madagaskar, hewan yang khas, seperti zebra, jerapah, gajah, dan gorila.
3) Oriental mencakup daerah Asia Selatan dan Indonesia bagian barat, hewan yang khas adalah harimau, gajah, tapir, dan kerbau.
4) Australia mencakup daerah Australia, New Zealand dan Indonesia bagian timur. Hewan yang khas mencakup hewan yang berkantung, seperti kanguru.
5) Neortik mencakup daerah Amerika Utara, hewan yang khas mencakup, binatang pengerat besar, yaitu berang-berang.
6) Neotropik mencakup daerah Amerika Tengah dan Amerika Selatan, hewan yang khas mencakup kera dan tapir.

Letak Indonesia termasuk dalam 2 daerah zoogeografi, yaitu oriental dan Australia. Yang termasuk daerah zoogeografi oriental adalah bagian barat Indonesia, sedangkan bagian timur termasuk daerah zoogeografi Australia. Menurut sejarahnya, Indonesia bagian barat menyatu dengan benua Asia dan Indonesia timur menyatu dengan benua Australia. Sehingga tidak mengherankan jika jenis hewan dan tumbuhan yang ada di Indonesia barat mirip dengan hewan dan tumbuhan di Asia Tenggara atau oriental. Jenis hewan dan tumbuhan di Indonesia timur mirip dengan hewan dan tumbuhan yang berada di daerah biografi benua Australia.

b. Persebaran tumbuhan
Tumbuhan yang menutupi suatu daerah tertentu disebut vegetasi. Persebaran tumbuhan ditentukan oleh faktor geologis, geografis (seperti ketinggian dan garis lintang) dan curah hujan. Semakin tinggi suatu tempat dari permukaan laut dan letaknya semakin jauh dari garis lintang, di tempat tersebut suhunya semakin menurun. Setiap kenaikan ketinggian 100 meter dari permukaan laut dan kenaikan garis lintang maka sebesar 10 suhu daerah tersebut akan turun 50C.

Macam-macam vegetasi dan ciri cirinya sebagai berikut.
1) Tundra mempunyai ciri ciri vegetasi rumput dan lumut kerak (Lichenes) dan banyak terdapat pada daerah Skandinavia, Rusia, Siberia dan Kanada.
2) Taiga mempunyai ciri ciri vegetasi hutan hujan jarum (konifer) dan banyak terdapat pada daerah Skandinavia, Alaska, Kanada dan Siberia.
3) Hutan meranggas (4 musim) mempunyai ciri ciri vegetasi hutan yang hijau pada musim panas dan menggugurkan daunnya pada musim dingin. banyak terdapat pada daerah iklim sedang, seperti Eropa, sebagian Asia dan Amerika.
4) Padang rumput mempunyai ciri ciri vegetasi tanpa pohon, tumbuhan berupa rumput (Graminae). banyak terdapat pada daerah Hongaria, Amerika Utara, Argentina dan Rusia Selatan.
5) Vegetasi gurun mempunyai ciri ciri vegetasi dengan jumlah pohon sangat sedikit yang tumbuh adalah jenis tumbuhan tahan kering (xerofit), berbunga dan berbuah dalam waktu pendek (efermer). banyak terdapat pada daerah gurun Gobi (RRC), gurun Sahara (Afrika Utara), gurun Kalahari (Afrika Selatan)
6) Sabana mempunyai ciri ciri vegetasi padang rumput dan pepohonan. banyak terdapat pada daerah Asia, Australia dan Indonesia.
7) Hutan hujan tropis mempunyai ciri ciri vegetasi tumbuhan hijau sepanjang tahun, pohon- pohon tinggi, jenisnya sangat banyak, banyak terdapat tumbuhan yang menempel (epifit) dan tumbuhan yang memanjat pohon lain (liana). banyak terdapat pada daerah Asia, Afrika, Indonesia, dan Amerika Selatan.
8) Hutan bakau mempunyai ciri ciri vegetasi yang mempunyai akar nafas karena tanah dan airnya miskin oksigen, contohnya Pohon Bakau (Rhizipora), kayu api (Avicinea) dan Sonneratia/jenis tumbuhan tahan kering (xerofit). banyak terdapat di daerah tropik dan subtropik pada zona pasang surut di tempat landai pada pantai.
9) Hutan lumut mempunyai ciri ciri vegetasi tumbuhan lumut dan banyak terdapat di daerah pegunungan.

Semua suku tumbuhan terwakili dengan baik di Indonesia. Karena pengetahuan tentang tumbuhan masih terbatas maka belum semuanya dapat dipelajari. Oleh karena itu, masih banyak jenis baru yang menunggu untuk dipelajari.

Perkiraan jumlah lumut yang ditemukan di Indonesia sekitar 4.250 sampai 12.000 jenis dari 47.000 jenis yang ada di dunia. Tumbuhan lumut ditemukan hampir 3.000 jenis dari 15.000 jenis lumut yang ada di dunia. Sedangkan, tumbuhan paku-pakuan mencapai 4.000 jenis mewakili seperempat jumlah paku-pakuan yang ada di dunia. Kelompok terbesar terdiri dari tumbuhan berbiji dengan 20.000 jenis, mewakili 8% jumlah yang ada di dunia.

Sebaran jenis tumbuhan di Indonesia sangat heterogen. Daerah terkaya adalah daerah hutan hujan primer dataran rendah Kalimantan yang terdiri atas 10.000 jenis tumbuhan berbiji yang 34%-nya merupakan jenis yang endemik.

3. Keanekaragaman hayati di Indonesia berdasarkan ekosistem perairannya
Macam-macam lingkungan perairan (akuatik) akan membentuk ekosistem antara lain, ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.
Baca juga: Pengertian Ekosistem dan Contohnya

a. Ekosistem air tawar
Mempunyai ciri ciri salinitas atau kadar garam rendah, variasi suhu rendah, penetrasi atau paparan cahaya matahari kurang, adanya aliran air (ekosistem sungai), dan dipengaruhi oleh iklim serta cuaca.

Berdasarkan intensitas cahaya yang diterima maka habitat ekosistem air tawar dapat dibagi menjadi 3 zona, yaitu sebagai berikut.
1) Litoral adalah daerah dengan intensitas cahaya matahari yang mencapai dasar.
2) Limnetik adalah daerah terbuka yang intensitas cahaya mataharinya dapat mencapai dasar.
3) Profundal adalah daerah dasar yang dalam sehingga cahaya matahari tidak dapat mencapainya.

Organisme yang hidup di daerah ekosistem air tawar mempunyai karakteristik tertentu, seperti tumbuhan rendah bersel satu mempunyai dinding sel yang kuat, sedang tumbuhan tingkat tinggi mempunyai akar sulur untuk melekat pada bagian dasar perairan, misalkan teratai, kangkung, ganggang biru dan ganggang hijau. Sedangkan, karakteristik hewannya mempunyai ciri ciri mengeluarkan air berlebih, garam diabsorpsi (diserap) melalui insang secara aktif dan sedikit minum, air masuk dalam tubuh secara osmosis.

b. Ekosistem air laut
Adanya hempasan gelombang air laut maka di daerah pasang surut yang merupakan perbatasan darat dan laut terbentuk gundukan pasir, dan jika menuju ke darat banyak terdapat hutan pantai yang terbagi menjadi beberapa wilayah, yaitu sebagai berikut.
1) Formasi pescaprae, didominasi tumbuhan Vigna, Spinifex litorus, Ipomoea pescaprae, Pandanus tectorius.
2) Formasi baringtonia, tumbuhan yang khas, misalkan Hibiscus tilliaceus, Terminalia catapa, Erythrina sp.
3) Hutan bakau, tumbuhan yang khas adalah Rhizopora (bakau), dan Acanthus.

ciri ciri lingkungan ekosistem air laut adalah sebagai berikut.
1) Salinitas tinggi terutama di daerah tropis, sedangkan di daerah dingin cukup rendah.
2) Ekosistem laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
3) Arus laut yang selalu berputar timbul karena perbedaan temperatur dan perputaran bumi.
4) Di daerah tropis, seperti di Indonesia, air permukaan laut mempunyai suhu lebih tinggi dengan suhu air di bagian bawahnya sehingga air permukaan tidak dapat bercampur dengan air di lapisan bawah. Batas antara lapisan tersebut dinamakan batas termoklin.

Secara fisik habitat air laut terbagi atas 4 zona, yaitu sebagai berikut.
1) Litoral, yaitu yang berbatasan dengan darat.
2) Netrik, yaitu kedalaman sampai 200 meter.
3) Batial, yaitu kedalaman 200 meter hingga 2000 meter.
4) Abisal, yaitu kedalaman 2000 meter lebih.

Organisme yang hidup di daerah ekosistem air laut mempunyai karakteristik tertentu, seperti hewan dan tumbuhan tingkat rendah mempunyai tekanan osmosis sel kira- kira sama dengan tekanan osmosis air laut maka itu adaptasinya tidak terlalu sulit. Sedangkan, hewan bersel banyak, misalnya ikan, cara adaptasi yang dilakukan dengan cara melakukan banyak minum, sedikit mengeluarkan urin, pengeluaran air dilakukan secara osmosis, sedangkan garam mineral dikeluarkan secara aktif melalui insang.

Kamis, 27 Juli 2017

Tingkat Keanekaragaman Hayati Gen Jenis dan Ekosistem

Tingkat Keanekaragaman Hayati Gen Jenis dan Ekosistem - Setelah kita membahas pengertian keanekaragaman hayati, maka paa artikel ini kita akan sama-sama mempelajari tingkat keanekaragaman hayati. Seperti keanekaragaman hayati tingkat gen, keanekaragaman hayati tingkat jenis dan keanekaragaman hayati tingkat ekosistem.

Dari sekian banyak organisme yang menghuni bumi, tidak ada sepasang pun yang benar-benar sama untuk segala hal. Kenyataan tersebut menunjukkan kepada kita, bahwa di alam raya dijumpai keanekaragaman makhluk hidup atau disebut juga keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah.

Tingkat Keanekaragaman Hayati Gen Jenis dan Ekosistem
Gen
Semua gen, jenis dan ekosistem adalah dasar kehidupan di bumi. Mengingat pentingnya keanekaragaman hayati bagi kehidupan, maka keanekaragaman hayati perlu dipelajari lebih dalam dan perlu untuk kita estarikan. Tingginya tingkat keanekaragaman hayati di permukaan bumi mendorong para ilmuwan mencari cara terbaik untuk mempelajarinya, yaitu dengan cara mengklasifikasikan nya.

Keanekaragaman hayati mencakup berbagai perbedaan atau variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, baik tingkatan gen, tingkatan spesies maupun tingkatan ekosistem. Berdasarkan hal tersebut, para pakar membedakan keanekaragaman hayati menjadi tiga tingkatan, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis dan keanekaragaman ekosistem.

Tingkat Keanekaragaman Hayati Gen Jenis dan Ekosistem

1. Keanekaragaman tingkat gen
Gen atau plasma nuftah adalah substansi kimia yang menentukan sifat keturunan yang terdapat di dalam lokus kromosom. Setiap individu makhluk hidup mempunyai kromosom yang tersusun atas benang-benang pembawa sifat keturunan yang terdapat di dalam inti sel. Sehingga seluruh organisme yang ada di permukaan bumi ini mempunyai kerangka dasar komponen sifat menurun yang sama. 

Kerangka dasar tersebut tersusun atas ribuan sampai jutaan faktor menurun yang mengatur tata cara penurunan sifat organisme. Walaupun kerangka dasar gen seluruh organisme sama, tetapi komposisi atau susunan, dan jumlah faktor dalam kerangka bisa berbeda-beda. Perbedaan jumlah dan susunan faktor tersebut akan menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen.

Di samping itu, setiap individu memiliki banyak gen, apabila terjadi perkawinan atau persilangan antar individu yang karakternya berbeda akan menghasilkan keturunan yang semakin banyak variasinya. Karena pada saat persilangan akan terjadi penggabungan gen-gen individu melalui sel kelamin. Hal inilah yang menyebabkan keanekaragaman gen semakin tinggi. Contoh keanekaragaman tingkat gen ini adalah tanaman bunga mawar putih dengan bunga mawar merah yang memiliki perbedaan, yaitu berbeda dari segi warna bunga.

Dalam perkembangannya, faktor penentu tidak hanya terdapat pada gen saja, melainkan ada juga faktor lain yang berperan mempengaruhi keanekaragaman hayati ini, yaitu lingkungan. Sifat yang muncul pada setiap individu merupakan interaksi antara gen dengan lingkungan. Dua individu yang memiliki struktur dan urutan gen yang sama, belum tentu memiliki bentuk yang sama juga karena faktor lingkungan mempengaruhi penampakan (fenotipe) atau bentuk. 

Contohnya, orang yang hidup di daerah pegunungan dengan masyarakat yang hidup di daerah pantai memiliki perbedaan dalam hal jumlah eritrositnya. Jumlah eritrosit orang yang hidup di daerah pegunungan lebih tentu banyak dibanding yang hidup di pantai disebabkan adaptasi terhadap kandungan oksigen di lingkungannya. 

Di daerah pegunungan lebih rendah kandungan oksigennya dibandingkan di daerah pantai. Sehingga fenotipe pipi orang pegunungan umumnya lebih kemerahan dibanding orang pantai.

2. Keanekaragaman jenis
Spesies atau jenis memiliki pengertian, individu yang mempunyai persamaan secara morfologis, anatomis, fisiologis dan mampu saling kawin dengan sesamanya (inter hibridisasi) yang menghasilkan keturunan yang fertil (subur) untuk melanjutkan generasinya. Keanekaragaman tingakt jenis menunjukkan seluruh variasi yang terdapat pada makhluk hidup antar jenis. Perbedaan antar spesies organisme dalam satu keluarga lebih mencolok sehingga lebih mudah diamati daripada perbedaan antar individu dalam satu spesies.

Dalam keluarga kacang-kacangan anda kenal kacang tanah, kacang buncis, kacang hijau, kacang kapri, dll. Di antara jenis kacang-kacangan tersebut kita dapat dengan mudah membedakannya karena di antara mereka ditemukan ciri khas yang sama. Akan tetapi, ukuran bentuk atau batang, kebiasaan hidup, bentuk buah dan biji, serta rasanya akan berbeda. Contoh lainnya dapat terlihat keanekaragaman jenis pada pohon kelapa, pohon pinang dan juga pada pohon palem.

Keanekaragaman tingkat spesies yang menunjukkan perbedaan walaupun masih dalam satu suku.

3. Keanekaragaman ekosistem
Ekosistem bisa diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Setiap makhluk hidup hanya akan tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang sesuai. Pada suatu lingkungan tidak hanya dihuni oleh satu jenis makhluk hidup saja, tetapi juga akan dihuni oleh jenis makhluk hidup lain yang sesuai.


Akibatnya, pada suatu lingkungan akan terdapat berbagai makhluk hidup berlainan jenis yang hidup berdampingan secara damai. Mereka seolah-olah menyatu dengan lingkungan tersebut. Pada lingkungan yang sesuai inilah setiap makhluk hidup akan dibentuk oleh lingkungan. Sebaliknya, makhluk hidup yang terbentuk oleh lingkungan akan membentuk lingkungan tersebut.

Keanekaragaman hayati mencakup berbagai perbedaan atau variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, baik tingkatan gen, tingkatan spesies maupun tingkatan ekosistem.

Jadi, antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan terjadi interaksi yang dinamis.

Perbedaan kondisi komponen abiotik (tidak hidup) pada suatu daerah menyebabkan jenis makhluk hidup (biotik) yang bisa beradaptasi dengan lingkungan tersebut berbeda-beda. Akibatnya, permukaan bumi dengan variasi kondisi komponen abiotik yang tinggi akan menghasilkan keanekaragaman ekosistem. Ada ekosistem hutan hujan tropis, hutan gugur, padang rumput, padang lumut, gurun pasir, sawah, ladang, air tawar, air payau, laut, dan lain-lain. 

Komponen biotik dan abiotik di berbagai daerah bervariasi baik mengenai kualitas komponen tersebut maupun kuantitasnya. Hal inilah yang menyebabkan terbentuknya keanekaragaman ekosistem di muka bumi ini. Antar komponen ekosistem hidup berdampingan tanpa saling mengganggu, dan apaapabila terjadi kepunahan atau gangguan terhadap salah satu anggotanya maka akan mengganggu kelangsungan hidup organisme lainnya. Suatu perubahan yang terjadi pada komponen-komponen ekosistem ini akan berpengaruh terhadap keseimbangan (homeostatis)  ekosistem tersebut.

Sebagai suatu sistem, di dalam setiap ekosistem akan terjadi proses yang saling terkait. Contohnya, pengamapabilan makanan, perpindahan energi atau energetika, daur zat atau materi, dan produktivitas atau hasil keseluruhan ekosistem. Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem adalah pohon kelapa banyak tumbuh di daerah pantai, pohon aren tumbuh di pegunungan, sedangkan pohon palem dan pinang tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah.

Nah, itulah Tingkat Keanekaragaman Hayati Gen Jenis dan Ekosistem. Semoga bermanfaat. Terimakasih sudah membaca Tingkat Keanekaragaman Hayati.

Rabu, 26 Juli 2017

Pencemaran Lingkungan: Pencemaran Air, Tanah dan Udara

Pencemaran Lingkungan: Pencemaran Air, Tanah dan Udara -Pernahkah Anda melihat penebangan hutan? Apakah dampak yang ditimbulkan dari penebangan hutan bagi ekosistem? Mengapa sampai terjadi penebangan hutan? Apakah ada hubungannya dengan peningkatan kepadatan penduduk yang tidak seimbang dengan luas lahan?

Di dalam suatu ekosistem, manusia bisa dan berperan dalam mengubah ekosistem tersebut. bisa dikatakan bahwa manusialah yang menjadi penentu dari keseimbangan suatu ekosistem. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan. Untuk memenuhi kebutuhannya itu, manusia bisa mengubah ekosistem. Sebagai contoh, tanah tandus oleh manusia bisa diubah menjadi tanah yang subur dan siap ditanami. 

Demikian juga dengan hutan lindung yang ditebangi bisa diubah menjadi lahan pertanian yang bisa dimanfaatkan manusia untuk bercocok tanam. Usaha-usaha itu dilakukan manusia untuk menyejahterakan hidupnya. Akan tetapi, kadang-kadang manusia lupa bahwa usaha-usaha tersebut bisa merugikan manusia sendiri karena mereka tidak mengetahui bahwa tindakan tersebut bisa merusak keseimbangan ekosistem.

                   Komponen Ekosistem

Ekosistem dan lingkungan sangat erat hubungannya karena ekosistem adalah bagian dari lingkungan. bisa dikatakan bahwa ruang lingkup lingkungan lebih luas daripada ruang lingkup ekosistem. Ruang lingkup lingkungan tidak hanya membahas hubungan antara komponen biotik dan abiotik, tetapi juga mencakup interaksi antara manusia dan lingkungannya. Interaksi manusia dan lingkungannya ini bisa berupa interaksi sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

Artikel ini membahas hubungan antara faktor biotik dan abiotik serta hubungannya dengan perubahan dan pencemaran lingkungan serta usaha-usaha pendaurulangan limbah sebagai hasil dari pencemaran lingkungan. Seperti sudah dicontohkan di atas bahwa berbagai usaha manusia untuk menyejahterakan kehidupannya, tanpa disadari, sering kali bisa menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Dampak negatif dari kegiatan manusia ini bisa menimbulkan pencemaran lingkungan. 

Selain dari faktor manusia itu sendiri, sumber pencemaran lingkungan juga bisa disebabkan oleh faktor alami, seperti bencana alam banjir, gunung meletus, dan tanah longsor. Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh faktor manusia bisa dikurangi dan dikendalikan, sedangkan pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh alam tidak bisa dicegah. Manusia sangat berperan dalam mencegah terjadinya pencemaran lingkungan. 

Dengan berbagai upaya, mereka bisa mengurangi dan mengendalikan terjadinya pencemaran, baik itu pencemaran udara, air, maupun tanah. Jika tidak dikendalikan, pencemaran lingkungan bisa mengakibatkan berbagai macam masalah, seperti kerusakan lingkungan, punahnya berbagai makhluk hidup, dan kesehatan manusia. Daur ulang adalah salah satu cara yang bisa dilakukan oleh manusia dalam memanfaatkan limbah.

A. Pengaruh Kegiatan Manusia terhadap Keseimbangan Lingkungan
Keseimbangan lingkungan merupakan keadaan ketika terjadi keseimbangan antara jumlah energi yang masuk dan keluar, bahan makanan yang terbentuk dan yang digunakan, serta keseimbangan antara komponen abiotik dan biotiknya. Keseimbangan lingkungan akan terganggu jika terjadi gangguan pada salah satu komponennya.

Dalam suatu sistem lingkungan, terdapat dua daya, yaitu daya lenting dan daya dukung. Daya lenting adalah kebisaan lingkungan untuk kembali pada keseimbangan lingkungan, sedangkan daya dukung lingkungan adalah kebisaan lingkungan dalam memberikan sumber daya alam kepada makhluk hidup yang hidup di dalamnya secara normal. Lingkungan memiliki kebisaan yang terbatas. 

Pada titik tertentu akan mencapai puncak dan terjadilah yang namanya keseimbangan lingkungan. Bertambahnya pojugasi manusia bisa memengaruhi daya dukung lingkungannya. Untuk meningkatkan kesejahteraanya, manusia selalu berusaha meningkatkan daya dukung lingkungannya. 

Peningkatan kepadatan pojugasi manusia berakibat juga pada peningkatan kebutuhan hidupnya (sandang, papan, dan perumahan) yang mau tidak mau akan terjadi eksploitasi pada sumber daya alam. Jika keadaan ini dilakukan secara terus-menerus, suatu saat akan melewati batas daya dukung lingkungannya. Sumber daya alam ini jumlahnya terbatas. Jika digunakan secara terus-menerus tanpa ada usaha-usaha pemulihan, sumber daya alam akan segera habis.

Kepadatan penduduk yang terus mengalami peningkatan bisa menimbulkan permasalahan yang serius. Keadaan ini bisa menyebabkan permasalahan dan kerugian pada manusia maupun makhluk hidup lainnya. Permasalahan yang timbul akibat terjadinya kepadatan penduduk, antara lain, berkurangnya ketersediaan bahan pangan, ketersediaan lahan sebagai tempat tinggal dan bercocok tanam, ketersediaan air dan udara yang bersih, serta terjadinya peningkatan penyakit menular dan kronis. 

Pertumbuhan penduduk yang cepat ini harus dikendalikan sehingga tidak merugikan manusia itu sendiri. Jika terjadi pertumbuhan penduduk yang sangat cepat dan lahan pertanian atau ruangan tidak berubah, apakah yang akan terjadi? Permasalahan apa yang akan timbul?

Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman, terjadi juga kemajuan di bidang ilmu pengetahuan. Kemajuan ini memicu manusia untuk membuat suatu industri yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat. Dengan industri ini, bisa diproduksi bahan-bahan kebutuhan dalam jumlah yang besar. 

Akan tetapi, industrialisasi ini akan menimbulkan permasalahan baru, seperti makin banyaknya sumber alam yang dieksploitasi, timbulnya limbah industri yang bisa mencemari lingkungan, peningkatan limbah rumah tangga, dan bertambahnya bahan-bahan yang tidak alami yang bisa mengganggu keseimbangan lingkungan, seperti pestisida dan insektisida.

Kerusakan lingkungan yang serius menjadikan semakin kecilnya kebisaan lingkungan untuk pulih pada keseimbangan lingkungan. Oleh karena itu, dibutuhkan waktu yang lama untuk kembali pada keadaan lingkungan yang seimbang, bahkan jika kerusakan lingkungan sudah sangat jauh, alam atau lingkungan menjadi tidak bisa lagi berproduksi. 

Dengan kata lain, kerusakan lingkungan yang sangat cepat menyebabkan rendahnya daya dukung lingkungan, kecil atau hilangnya daya lenting lingkungan, jauhnya tercapai keseimbangan lingkungan, dan perubahan lingkungan. Mengapa terjadi perubahan lingkungan?

Perubahan lingkungan terjadi karena adanya kepadatan penduduk yang tinggi, kemajuan teknologi, dan industrialisasi. Ketiga hal tersebut menyebabkan banyak sekali permasalahan. Salah satunya adalah kerusakan lingkungan yang menimbulkan berbagai pencemaran, seperti pencemaran air, udara, dan tanah. Untuk mengurangi terjadinya kerusakan lingkungan tersebut, perlu adanya pengelolaan lingkungan yang baik.

B. Perubahan Lingkungan dan Faktor-Faktor Penyebabnya

Perubahan lingkungan bisa mengarah kepada perbaikan lingkungan atau kerusakan lingkungan. Perbaikan lingkungan mengarah pada keseimbangan lingkungan. Sekarang ini menjadi hal yang sangat sulit untuk mengembalikan lingkungan kepada keseimbangan lingkungan. Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa kerusakan lingkungan bisa disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam tidak bisa dicegah terjadinya, sedangkan faktor manusia bisa dikurangi dan dikendalikan.

Beberapa faktor alam yang bisa merusak lingkungan adalah bencana alam, seperti banjir bandang, gunung meletus, tanah longsor, gempa bumi, tsunami, kekeringan, kebakaran hutan, angin puting beliung, dan perubahan musim. Meskipun tidak bisa dipungkiri, sering kali bencana seperi banjir dan tanah longsor juga disebabkan oleh kecerobohan manusia.

Kegiatan manusia meliputi kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin meningkat, contohnya seperti kebutuhan pangan, sandang, papan, lahan, dan sarana transportasi. Peningkatan jumlah penduduk yang diikuti dengan kemajuan iptek berakibat pada semakin banyaknya sumber daya alam yang tereksploitasi. Jika tidak dikendalikan, bisa menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan.

C. Pencemaran Lingkungan
Keinginan manusia yang selalu ingin meningkatkan kesejahteraannya memaksa manusia untuk mendirikan pabrik-pabrik yang bisa mengolah hasil alam menjadi bahan pangan dan sandang. Pesatnya kemajuan teknologi dan industrialisasi berpengaruh terhadap kualitas lingkungan. Munculnya pabrik-pabrik yang menghasilkan asap dan limbah buangan bisa menimbulkan pencemaran lingkungan.

Pencemaran lingkungan merupakan satu dari beberapa faktor yang bisa memengaruhi kualitas lingkungan. Pencemaran lingkungan (environmental pollution) adalah masuknya bahan-bahan ke dalam lingkungan yang bisa mengganggu kehidupan makhluk hidup di dalamnya. Zat yang bisa mencemari lingkungan dan bisa mengganggu kelangsungan hidup makhluk hidup disebut dengan polutan. Polutan ini bisa berupa zat kimia, debu, suara, radiasi, atau panas yang masuk ke dalam lingkungan.

Menurut UU RI No.23 tahun 1997, pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak bisa berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

Zat, energi, dan makhluk hidup yang dimasukkan ke dalam lingkungan hidup biasanya berupa sisa usaha atau kegiatan manusia yang disebut dengan limbah. Sebagian besar pencemaran lingkungan disebabkan oleh adanya limbah yang dibuang ke lingkungan hingga daya dukungnya terlampaui.

Indikator yang digunakan untuk mengetahui apakah sudah terjadi kerusakan atau pencemaran lingkungan adalah baku mutu lingkungan hidup atau ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai sumber lingkungan hidup (UU RI No. 23 Tahun 1997). Baku mutu yang dikenal di Indonesia adalah baku mutu air, baku mutu air limbah, baku mutu udara ambien, baku mutu udara emisi, dan baku mutu air laut.

Untuk mencegah terjadinya pencemaran, komponen-komponen limbah yang dibuang ke lingkungan tidak diizinkan melebihi ketentuan dalam baku mutu lingkungan hidup.

Banyak aspek kesehatan manusia yang dipengaruhi oleh lingkungan dan banyak juga penyakit yang dimulai dan dirangsang oleh faktor- faktor lingkungan. Contoh yang paling jelas adalah terjadinya keracunan Methyl mercury yang terjadi pada penduduk di sekitar Teluk Minamata (Jepang) akibat mengonsumsi ikan yang berasal dari pantai Minamata yang tercemar merkuri (air raksa). 

Akibatnya, 41 orang meninggal dan cacat tubuh pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang mengonsumsi ikan yang terkontaminasi merkuri tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa ada interaksi yang sangat kuat antara manusia dan lingkungannya. Beberapa gangguan kesehatan, seperti kerusakan organ tubuh, kerusakan tulang, kelumpuhan, bahkan kematian bisa disebab- kan oleh pencemaran lingkungan.

Secara nyata terlihat bahwa pemenuhan kebutuhan manusia sudah menimbulkan pencemaran dan merugikan manusia itu sendiri. Meskipun dengan kemajuan teknologi ini kebutuhan manusia sudah tercukupi, mereka selalu mengesampingkan akibat yang merugikan manusia itu sendiri.

1. Sumber dan Penyebaran Bahan Pencemaran

Sumber pencemaran berasal dari alam dan lingkungan. Pencemaran yang berasal dari alam, antara lain, larva gunung berapi, asap karena kebakaran hutan, bunyi petir, dan rusaknya lingkungan karena bencana banjir. Sementara itu, sumber polutan yang berasal dari lingkungan sendiri adalah aktivitas manusia yang menghasilkan limbah yang dibuang ke alam, contohnya seperti asap kendaraan bermotor, asap pabrik, sisa-sisa oli, zat kimia yang dibuang ke sungai, serta suara bising pesawat dan kendaraan bermotor. Selain itu, sisa-sisa kotoran tubuh makhluk hidup yang dibuang (limbah) tidak pada tempatnya akan menimbulkan bau dan penyakit, contohnya seperti kotoran kuda, sapi, kambing, ayam, dan manusia itu sendiri.

Masuknya bahan-bahan ke dalam lingkungan bisa mengganggu kehidupan makhluk hidup di dalamnya. Zat yang bisa mencemari lingkungan dan bisa mengganggu kelangsungan hidup makhluk hidup disebut dengan polutan. Polutan ini bisa berupa zat kimia, debu, suara, radiasi, atau panas yang masuk ke dalam lingkungan. Polutan bisa berupa racun, kuman penyakit, radioaktif, dan bersifat mudah larut. Berdasarkan sifat zat pencemarnya, sumber pencemaran lingkungan bisa dibedakan menjadi:

a. zat cair, padat, dan gas, contohnya limbah industri rumah tangga, pertanian, pertambangan (cair); sampah (padat); asap kendaraan bermotor atau pabrik (gas). Pencemaran yang disebabkan oleh zat cair, padat, dan gas ini biasa disebut pencemaran fisik;

b. zat kimia, beberapa di antaranya bisa menimbulkan gangguan organ tubuh dan kanker, contohnya bahan kimia dari logan, seperti arsenat, kadmium, krom, dan benzena. Pencemaran yang ditimbulkan oleh zat kimia disebut pencemaran kimiawi;

c. mikroorganisme penyebab penyakit, contohnya, bakteri E. coli sebagai penyebab penyakit perut, Listeria, dan Salmonella. Pencemaran yang ditimbulkan oleh mikroorganisme disebut pencemaran biologis.

Bahan pencemar atau polutan bisa menyebar ke segala tempat, mengikuti jaring-jaring makanan dan daur biogeokimia. Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran ini bisa muncul sesudah waktu yang lama. Contohnya adalah penggunaan pupuk kimia (DDT) dalam pertanian. Pemupukan yang berlebihan dan terbawa aliran air ke sungai akan menyebar ke berbagai tempat menuju danau, waduk, atau laut. 

Tumbuhan air yang hidup di tempat itu akan terkontaminasi pupuk kimia. Zooplankton dan ikan kecil pun akan terkontiminasi karena sudah memakan tumbuhan tersebut. Demikian juga dengan ikan besar dan hewan pemakan ikan besar.

Polutan gas bisa terbawa oleh embusan angin mengikuti arah angin, sedangkan bahan pencemar yang dibuang ke tanah, seperti baterai, tidak bisa diurai oleh tanah. Zat kimia yang terkandung di dalamnya akan meresap ke tanah, kemudian diserap oleh tanaman. Tanaman dimakan oleh hewan atau manusia. Kemudian, hewan atau manusia mengeluarkannya dalam bentuk feses. 

Feses diurai oleh pengurai, diserap lagi oleh tanaman, dan begitu seterusnya mengikuti daur biogeokimia. Contoh lain, pencemaran air oleh zat kimia bisa menyebabkan matinya makhluk hidup yang hidup di dalam air. 

Lebih berbahaya lagi jika ikan dan tumbuhan air yang tercemar tadi termakan oleh manusia karena bisa menyebabkan keracunan, bahkan kematian. Penelitian membuktikan bahwa tumbuhan yang tercemar DDT jika dimakan oleh ikan, ikan tersebut akan mengandung DDT yang lebih tinggi konsentrasinya daripada yang terkandung dalam tumbuhan tersebut. Demikian juga jika ikan tersebut dimakan oleh elang, dalam tubuh elang tersebut mengandung DDT yang konsentrasinya lebih tinggi daripada DDT yang terkandung dalam tubuh ikan. 

Demikian seterusnya, kandungan DDT akan berjalan mengikuti rantai makanan. Semakin tinggi tingkat konsumen, akan semakin tinggi konsentrasinya. Proses ini disebut dengan pemekatan hayati. Jadi, jangan heran jika tiba-tiba elang atau manusia tiba-tiba mati karena di dalam tubuhnya terkandung DDT, padahal mereka tidak meminum DDT.

2. Jenis Pencemaran Lingkungan

Berdasarkan lingkungan yang tercemar, pencemaran lingkungan bisa dibedakan menjadi empat macam, yaitu pencemaran air, tanah, udara, dan suara.

a. Pencemaran Air
Air selalu diperlukan oleh setiap makhluk hidup, apalagi manusia. Air dimanfaatkan oleh manusia untuk minum, memasak, mandi, mencuci, dan lain-lain. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya untuk memperoleh air yang sehat dan aman dikonsumsi. Coba bayangkan bagaimana jika air yang Anda gunakan untuk minum dan memasak tercemar limbah?

Pencemaran Lingkungan: Pencemaran Air, Tanah dan Udara
Pencemaran Air

Seiring dengan perkembangan iptek, terjadi juga peningkatan terhadap aktivitas manusia. Namun, sering kali aktivitas manusia tersebut juga menyebabkan penurunan terhadap kualitas air. Jika penurunan ini tidak dikendalikan, akan terjadi pencemaran air.

Pencemaran air adalah masuknya polutan ke dalam air atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai pada tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak bisa berfungsi lagi sesuai peruntukannya (PP RI No. 82 tahun 2001). Polutan bisa berupa zat cair atau padat yang berasal dari limbah rumah tangga, industri, pertanian, dan sebagainya.

Jika Anda lihat di daerah-daerah perkotaan, parit dan sungai-sungainya sudah tidak berwarna jernih lagi, tetapi sudah berubah menjadi cokelat, hitam, dan sangat bau. Bagaimana mungkin ada hewan dan tumbuhan yang bisa hidup di dalamnya?

Limbah deterjen dan penggunaan pupuk buatan yang berlebihan juga bisa mengganggu ekosistem air. Sisa pupuk buatan yang terbawa oleh air akan menyuburkan tumbuhan yang hidup di air sehingga tum- buhan tersebut bisa menutupi permukaan air. Keadaan ini akan mengganggu kehidupan makhluk hidup di dalam air. Mengapa? Karena tertutupnya permukaan air oleh tumbuhan air akan menghalangi masuknya cahaya matahari ke dalam air. 

Hal ini berpengaruh pada kegiatan fotosintesis yang dilakukan oleh fitoplankton yang semakin berkurang. Secara tidak langsung juga terjadi pengurangan ketersediaan oksigen di dalam air. 

Anda tahu bahwa oksigen sangat diperlukan dalam respirasi makhluk hidup. bisa Anda bayangkan bagaimana jika di dalam air itu tidak terdapat oksigen? Selain itu, adanya pojugasi tumbuhan air yang sangat cepat juga memicu terjadinya pendangkalan sungai. Akibat selanjutnya adalah cepat rusaknya bendungan dan mudahnya terjadi banjir.

1) Sumber Utama Pencemaran Air
Secara umum, pencemaran air bisa dikategorikan sebagai berikut.

a) Infection Agent
Infection agent merupakan bahan pencemar yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan manusia (penyakit). Bahan pencemar ini berupa mikroorganisme patogen yang berasal dari excreta manusia dan hewan yang tidak dikelola dengan baik. Untuk mendeteksi keberadaan mikroorganisme patogen di dalam air, bisa digunakan bakteri Coliform sebagai bakteri penunjuk (indicator organism). Jika dalam sampel air itu ditemui indicator organism, air tersebut sudah tercemar oleh tinja (mikroorganisme patogen). Akan tetapi, jika di dalam air tidak ditemukan indicator organism, air tersebut tidak tercemar oleh tinja (mikroorganisme patogen).

b) Zat-Zat Pengikat Oksigen

Dissolved Oxygen atau jumlah oksigen terlarut adalah indikator yang baik untuk menentukan kualitas air. Kandungan oksigen dalam air di atas 6 ppm bisa mendukung kehidupan tumbuhan, ikan, dan makhluk hidup dalam air. Kandungan oksigen kurang dari 2 ppm hanya bisa mendukung kehidupan cacing, bakteri, jamur, dan mikroorganisme pengurai. 

Oksigen yang terlarut dalam air berasal dari difusi oksigen dan proses fotosintesis fitoplankton. Oksigen digunakan untuk proses respirasi makhluk hidup air dan proses kimia dalam air.

Tahukah Anda tentang siklus oksigen (oxygen)? Jika dalam suatu perairan banyak kemasukan sisa makanan, jumlah mikroorganisme dalam perairan tersebut akan meningkat. Hal ini akan berakibat pada peningkatan jumlah oksigen dalam air yang digunakan untuk pernapasan mikroorganisme sehingga menurunkan jumlah oksigen terlarut. Jika bahan organik sudah habis, jumlah mikroorganisme akan berkurang juga sehingga secara alamiah kandungan oksigen di dalam akan naik dan kembali stabil. Bagaimana jika terjadi pembuangan sisa makanan ke dalam perairan tersebut secara terus-menerus?

c) Sedimen
Sedimen terdiri atas tanah dan pasir yang masuk ke air dari erosi atau banjir dan bisa menimbulkan pendangkalan aliran sungai. Selain itu, sedimentasi bisa menimbulkan kekeruhan air yang menghalangi penetrasi cahaya matahari sehingga mengganggu proses fotosintesis fitoplankton yang berarti juga berkurangnya pasokan oksigen dalam air.

d) Nutrisi atau Unsur Hara (Nitrat dan Posfat)
Nutrisi atau unsur hara bisa mengakibatkan peningkatan produktivitas primer yang ditimbulkan oleh adanya penyaringan air dengan unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan (Eutrofikasi). Keadaan ini bisa meningkatkan pojugasi ganggang dan bakteri dalam perairan tersebut. Akibatnya, air menjadi keruh dan bau. Selain itu, juga menghambat proses masuknya oksigen ke perairan yang secara tidak langsung bisa menurunkan kadar oksigen di dalam air.

e) Pencemar Anorganik
Bahan pencemar anorganik adalah logam, garam, asam, dan basa. Merkuri, kadmium, timbel, dan nikel adalah logam dengan kadar yang relatif kecil sudah bisa mengakibatkan pencemaran. Ingat kejadian di teluk Minamata? Asam bisa masuk ke dalam air dari produk samping proses industri dan pelapisan logam. Asam dan basa ini bisa menyebabkan perubahan pH air yang bisa mengganggu kehidupan di dalam air. 

Contoh lain, kasus keracunan kobalt yang terjadi di Nebraska merupakan penyakit tidak menular yang disebabkan oleh kontaminasi kobalt di dalam air. Akibat keracunan ini timbul penyakit jantung, kerusakan kelenjar gondok, darah tinggi, dan kaki bengkak.

f) Zat Kimia Organik
Banyak zat kimia organik yang mempunyai toksisitas yang tinggi. Kontaminasi antara zat kimia organik dengan air bisa mengancam kesehatan. Zat kimia organik digunakan dalam industri kimia, contohnya seperti untuk pembuatan pestisida, plastik, produk farmasi, pigmen, dan produk lainnya.

g) Energi Panas
Kualitas air akan turun jika terjadi perubahan temperatur. Pembuangan air limbah yang mengandung panas mengakibatkan kenaikan temperatur yang menyebabkan turunnya kadar oksigen dalam air. Air yang panas pada permukaan air bisa menghambat masuknya oksigen ke dalam air di level bawah.

h) Zat Radioaktif
Zat radioaktif yang teraplikasi dalam teknologi nuklir yang digunakan pada berbagai bidang bisa menimbulkan sisa pembuangan. bisa saja sisa zat radioaktif tersebut terbawa ke dalam lingkungan air. Pengaruh radioaktif ini bisa mengakibatkan gangguan pada proses pembelahan sel, rusaknya kromosom, dan lebih jauh dalam waktu yang lama bisa terjadi kerusakan sistem reproduksi dan sel tubuh
TIPS
Untuk mengurangi terjadinya pencemaran air, bisa dilakukan usaha-usaha pencegahan, antara lain, sebagai berikut:
1. tidak membuang sampah di sembarang tempat, baik itu di parit maupun di sungai;
2. tidak membuang limbah sembarangan dengan cara membuat tempat pengolahan limbah cair; air limbah diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke perairan sehingga air limbah tersebut tidak berbahaya bagi ekosistem air;
3. tidak membuang atau menggunakan pupuk pertanian secara berlebihan.

2) Dampak Pencemaran Air
Air limbah yang dibuang tanpa pengolahan terlebih dahulu merupakan salah satu sumber pencemaran air. Air limbah adalah sisa dari suatu usaha atau kegiatan manusia yang berwujud cair. Air limbah ini bisa berasal dari rumah tangga dan industri.

Air limbah dari rumah tangga terdiri dari tinja (feses) yang sering kali mengandung mikroorganisme patogen, air seni (urine) yang mengandung fosfor, nitrogen, mungkin juga mikroorganisme, serta sullage (gray water) air bekas cucian dapur, mesin cuci, dan air mandi. Excreta adalah campuran feses dan urine. Campuran excreta dan air bilasan kamar mandi disebut black water.

Air limbah industri mengandung zat yang bervariasi sesuai dengan pemakaian tiap-tiap industri. Hal ini berhubungan dengan dampak yang ditimbulkannya nanti.

Air limbah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan bagi lingkungan, antara lain, sebagai berikut.

a) Penurunan Kualitas Lingkungan
Pembuangan air limbah secara langsung ke dalam air permukaan menyebabkan pencemaran air permukaan tersebut. contohnya seperti pembuangan limbah organik ke dalam air bisa meningkatkan pojugasi mikroorganisme dan menghambat penetrasi cahaya matahari ke dalam air. Hal ini bisa menurunkan kandungan udara dalam air sehingga bisa mengganggu kehidupan di dalam air.

b) Gangguan Kesehatan
Air limbah yang tidak dikelola dengan baik bisa mengandung bibit penyakit (jamur dan bakteri), vektor penyakit (sarang nyamuk, lalat, kecoa, dan lain-lain), serta menimbulkan gangguan kesehatan

c) Mengganggu Pemandangan
Kadang-kadang air limbah mengandung polutan yang tidak mengganggu kesehatan dan ekosistem, tetapi mengganggu pemandangan kota. Meskipun air yang tercemar tidak menimbulkan bau, perubahan warna air mengganggu pandangan mata kita.

d) Mempercepat Proses Kerusakan Benda
Ada sebagian air limbah yang mengandung zat yang bisa diubah oleh bakteri anaerob menjadi gas yang bisa merusak seperti H2S. Gas ini bisa mempercepat proses perkaratan pada besi.

Agar terhindar dari hal-hal di atas, sebaiknya sebelum dibuang, air limbah harus diolah terlebih dahulu dan memenuhi ketentuan Baku Mutu Air Limbah.

3) Parameter dalam Air Limbah
Kualitas dan karakteristik air limbah bisa ditentukan dengan parameter. Beberapa parameter itu sebagai berikut.

a) Biochemical Oxygen Demand (BOD520)

Biochemical Oxygen Demand merupakan banyaknya oksigen dalam mg/l yang diperlukan oleh mikroba untuk menguraikan bahan organik pada suhu 20 °C selama lima hari. Pengukuran BOD adalah dengan menghitung selisih antara oksigen terlarut awal dengan oksigen terlarut pada air sampel yang sudah disimpan selama 5 hari pada suhu 20 °C. 

Kadar oksigen terlarut dalam air alami berkisar antara 5–7 ppm. 1 ppm adalah 1 mg oksigen yang terlarut dalam 1 liter air. Penurunan kadar oksigen terlarut dalam air adalah akibat terjadinya proses oksidasi bahan organik, reduksi zat hasil aktivitas bakteri anaerob, dan respirasi makhluk hidup air terutama pada malam hari.

Limbah bahan organik yang masuk ke dalam air diurai oleh mikroba, mikroba membutuhkan oksigen terlarut untuk mengoksidasi bahan organik. Semakin banyak limbah organik, semakin banyak mikroba yang hidup. Untuk hidupnya, mikroba memerlukan oksigen. Semakin banyak mikroba, semakin rendah kadar oksigen terlarut dalam air. Hal ini bisa mengganggu kehidupan di dalam air.

BOD bisa menggambarkan oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan bahan organik yang bisa didekomposisikan secara biologis (biodegradable).

b) Chemical Oxygen Demand (COD)
Chemical Oxygen Demand menunjukkan total jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk proses oksidasi bahan organik secara kimiawi baik yang biodegradable maupun yang nonbiodegradable.

c) Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO)
Dissolved Oxygen menunjukkan jumlah kandungan oksigen di dalam air yang diukur dalam 1 mg/1 lt. DO bisa digunakan sebagai indikasi seberapa besar jumlah pengotoran limbah. Semakin tinggi oksigen terlarut, semakin kecil tingkat pencemarannya.

d) Total Suspended Solid (TSS), Mixed Liquor Suspended Solid (MLSS), dan Mixed Liquor Volatile Suspended Solid (MLVSS) TSS, MLSS, dan MLVSS menunjukkan jumlah berat dalam mg/1 kering lumpur yang ada di dalam air limbah sesudah dilakukan penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron. MLSS menunjukkan jumlah TSS yang berasal dari bak pengendap lumpur aktif sesudah dipanaskan pada suhu 103 °C – 105 °C, sedangkan MLVSS merupakan kandungan organic matter yang terdapat pada MLSS sesudah dipanaskan pada suhu 600 °C. Benda volatie yang menguap inilah yang disebut dengan MLVSS.

e) Kekeruhan (Turbidity)
Kekeruhan air bisa diukur dengan menggunakan efek cahaya. Kekeruhan air disebabkan oleh tercampurnya air dengan bahan organik di dalam air.

f) pH air
pH air bisa dijadikan indikasi apakah air tersebut tercemar atau tidak dan seberapa besar tingkat pencemarannya. pH air alami berkisar antara 6,5 – 8,5. Pencemaran air bisa menyebabkan naik atau turunnya pH air. Jika banyak tercemar zat yang bersifat asam (bahan organik), pH air akan lebih kecil dari 6,5, tetapi jika air tercemar oleh zat yang bersifat basa (kapur), pH air akan lebih besar dari 8,5. Setiap kenaikan 1 angka pada skala pH menunjukkan kenaikan kebasaan 10 kali. Demikian juga sebaliknya, penurunan 1 angka pada skala pH menunjuk- kan penurunan keasaman 10 kali.

g) Indikator Biologi
Indikator biologi bisa dimanfaatkan untuk mengukur kualitas air atau seberapa besar tingkat pencemarannya. Makhluk hidup atau organisme yang ada di dalam perairan tersebut bisa dijadikan indikator ada tidaknya pencemaran di dalam perairan tersebut. Makhluk hidup ini mempunyai sensitivitas yang lebih tinggi dengan perubahan lingkungan yang terjadi, termasuk adanya zat asing dalam lingkungannya. 

Sebagai contoh, cacing Planaria yang biasa hidup di air jernih akan sangat sensitif dengan pencemaran. Ada tidaknya Planaria di dalam perairan itu bisa menunjukkan ada tidaknya pencemaran di perairan tersebut. Semakin tinggi tingkat pencemaran, semakin sulit Planaria itu ditemukan. Selain Planaria, hewan lain yang bisa dijadikan indikator biologi adalah Tubifex (indikator pencemaran bahan organik), serangga air, ikan mikro- invertebrata, ganggang, dan bentos.

4) Pengolahan Air Limbah
Pengolahan limbah bertujuan untuk menetralkan air dari bahan- bahan tersuspensi dan terapung, menguraikan bahan organik biodegradable, meminimalkan bakteri patogen, serta memerhatikan estetika dan lingkungan. Pengolahan air limbah bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu secara alami dan secara buatan.

a) Secara Alami
Pengolahan air limbah secara alamiah bisa dilakukan dengan pembuatan kolam stabilisasi. Dalam kolam stabilisasi, air limbah diolah secara alamiah untuk menetralisasi zat-zat pencemar sebelum air limbah dialirkan ke sungai. Kolam stabilisasi yang umum digunakan adalah kolam anaerobik, kolam fakultatif (pengolahan air limbah yang tercemar bahan organik pekat), dan kolam maturasi (pemusnahan mikroorganisme patogen). Karena biaya yang dibutuhkan murah, cara ini direkomendasikan untuk daerah tropis dan sedang berkembang.

b) Secara Bantuan

Pengolahan air limbah dengan bantuan alat dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Pengolahan ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu primary treatment (pengolahan pertama), secondary treatment (pengolahan kedua), dan tertiary treatment (pengolahan lanjutan).

Primary treatment merupakan pengolahan pertama yang bertujuan untuk memisahkan zat padat dan zat cair dengan menggunakan filter (saringan) dan bak sedimentasi. Beberapa alat yang digunakan adalah saringan pasir lambat, saringan pasir cepat, saringan multimedia, percoal filter, mikrostaining, dan vacum filter.

Secondary treatment merupakan pengolahan kedua, bertujuan untuk mengkoagulasikan, menghilangkan koloid, dan menstabilisasikan zat organik dalam limbah. Pengolahan limbah rumah tangga bertujuan untuk mengurangi kandungan bahan organik, nutrisi nitrogen, dan fosfor.

Penguraian bahan organik ini dilakukan oleh makhluk hidup secara aerobik (menggunakan oksigen) dan anaerobik (tanpa oksigen).

Secara aerobik, penguraian bahan organik dilakukan mikroorganisme dengan bantuan oksigen sebagai electon acceptor dalam air limbah. Selain itu, aktivitas aerobik ini dilakukan dengan bantuan lumpur aktif (activated sludge) yang banyak mengandung bakteri pengurai. Hasil akhir aktivitas aerobik sempurna adalah CO2, uap air, dan excess sludge. Secara anaerobik, penguraian bahan organik dilakukan tanpa menggunakan oksigen. Hasil akhir aktivitas anaerobik adalah biogas, uap air, dan excess sludge.

Tertiary treatment merupakan lanjutan dari pengolahan kedua, yaitu penghilangan nutrisi atau unsur hara, khususnya nitrat dan posfat, serta penambahan klor untuk memusnahkan mikroorganisme patogen.

5) Pengelolaan Excreta
Excreta banyak terkandung dalam air limbah rumah tangga. Excreta banyak mengandung bakteri patogen penyebab penyakit. Jika tidak dikelola dengan baik, excreta bisa menimbulkan berbagai jenis penyakit. Pengelolaan excreta bisa dilakukan dengan menampung dan mengolahnya pada jamban atau septic tank yang ada di sekitar tempat tinggal, dialirkan ke tempat pengelolaan, atau dilakukan secara kolektif.

Untuk mencegah meresapnya air limbah excreta ke sumur atau resapan air, jamban yang kita buat harus sehat. Syaratnya, tidak mengotori permukaan tanah, permukaan air dan air tanah di sekitarnya, tidak menimbulkan bau, sederhana, jauh dari jangkauan serangga (lalat, nyamuk, atau kecoa), murah, dan diterima oleh pemakainya.

Pengelolaan excreta dalam septic tank bisa diolah secara anaerobik menjadi biogas yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber gas untuk rumah tangga. Selain itu, pengelolaan excreta dengan tepat akan menjauhkan kita dari penyakit bawaan air.

Apakah yang Anda rasakan ketika Anda berada di tengah kemacetan jalan raya yang panas dan penuh dengan asap kendaraan bermotor? Apakah Anda merasa nyaman? Tahukah Anda bahwa di dalam asap tersebut terkandung berbagai macam gas yang bisa mengganggu kesehatan?

Asap kendaraan bermotor mengandung bermacam gas yang bisa menimbulkan gangguan kesehatan. Gas-gas tersebut adalah karbon monoksida (CO), nitogen oksida (NO), hidrokarbon (HO), sulfur oksida (SO), dan lain-lain. Pernahkah Anda membayangkan bahwa gas buangan dari lemari es, AC, dan parfum yang sering disebut gas Chlorofluorocarbon (CFC) merupakan gas yang sangat berbahaya karena bisa merusak lapisan ozon yang berada di lapisan atas atmosfer bumi? Keadaan di atas menunjukkan adanya pencemaran udara yang terjadi di sekitar kita. 

Pencemaran udara adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke udara oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga terjadi penurunan kualitas udara sampai tingkat tertentu yang menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Pencemaran udara ini bisa menyebabkan gangguan kesehatan, harta benda, ekosistem, dan iklim.

Beberapa penyakit yang disebabkan oleh pencemaran lingkungan adalah bronkitis dan emphysema. Adanya hujan asam yang bersifat korosif bisa menyebabkan kerugian harta benda karena berkaratnya benda-benda dari besi yang kontak dengannya. Hujan asam menyebab- kan perubahan pH air dan tanah. Keadaan ini berpengaruh pada keseimbangan ekosistem. Gas-gas rumah kaca (CO2, CFCs, dan N2O) bisa menyerap radiasi inframerah dan menghangatkan udara di permukaan.

Peningkatan temperatur di bumi menyebabkan gunung-gunung es mencair yang mengakibatkan perubahan iklim global. Selain itu, CFCs juga bisa menyebabkan kerusakan lapisan ozon. Kebocoran ozon sangat berbahaya bagi kehidupan manusia karena dari lubang ozon tersebut, sinar ultraviolet bisa masuk menembus ke bumi. Radiasi sinar UV ini bisa menyebabkan kerusakan materi genetik DNA dan kanker.

1) Jenis-Jenis Pencemaran Udara
Jumlah polutan yang dikeluarkan ke udara dalam satuan waktu dinamakan emisi. Emisi bisa disebabkan oleh biogenic emissions (proses alam), contohnya seperti CH4 hasil aktivitas penguraian bahan organik oleh mikroba, dan anthropogenic amissions (kegiatan manusia), contohnya seperti asap kendaraan bermotor, asap pabrik, dan sisa pembakaran. Beberapa jenis polutan pencemar udara, antara lain, sebagai berikut.

Pencemaran Lingkungan: Pencemaran Air, Tanah dan Udara
Pencemaran Udara dari Asap Pabrik

a) Karbon Monoksida (CO)
Karbon monoksida (CO) merupakan gas pencemar udara yang beracun dan berbahaya bagi tubuh. Gas ini bisa berikatan dengan hemoglobin dalam tubuh sehingga pengikatan oksigen oleh darah menjadi terganggu. Keadaan ini bisa menimbulkan sakit kepala (pusing), mual- mual, mata berkunang-kunang, dan lemas. Dalam kadar tinggi bisa menyebabkan kematian.

b) Karbon Dioksida (CO2)
CO2 diperlukan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis, tetapi jika jumlah CO2 di udara terlalu banyak, CO2 tersebut akan naik ke atmosfer dan menghalangi pemancaran panas dari bumi sehingga panas dipantulkan kembali ke bumi. Akibatnya, bumi menjadi sangat panas. Peristiwa ini disebut efek rumah kaca (pemanasan global). Pemanasan global ini bisa mengakibatkan bahaya kekeringan yang hebat yang mengganggu kehidupan manusia dan mencairnya lapisan es di daerah kutub. Gas karbon dioksida ini berasal dari asap pabrik, pembakaran
 
sampah, kebakaran hutan, dan asap kendaraan bermotor. Selain itu, efek rumah kaca juga dipicu oleh hasil pembakaran fosil (batu bara dan minyak bumi) yang berupa hasil buangan bentuk CO2 dan sulfur belerang.

c) Hidrokarbon (HC) dan Nitrogen Oksida (NO)
HC dan NO yang dipengaruhi oleh sinar matahari akan membentuk smog yang berupa gas yang sangat pedih jika mengenai mata dan juga sebagai penyebab penyakit kanker.

d) Sulfur Oksigen (SO)
SO yang bereaksi dengan uap air di udara bisa menyebabkan hujan asam. Asam bersama air hujan akan jatuh ke bumi sebagai hujan asam yang bisa mengakibatkan kerusakan atau kematian hewan dan tumbuhan serta bisa merusak bangunan, khususnya yang terbuat dari kayu dan besi (memicu terjadinya perkaratan).
Gambar 11.6 Proses terjadinya hujan asam (Sumber: Kesehatan Lingkungan, Ricki M. Mulia, 2005)
Selain itu, SO juga bisa mengakibatkan penyempitan saluran pernapasan yang menyebabkan batuk, gangguan pernapasan, dan bronkitis.

e) Chloroflourocarbon (CFC)
Gas CFC merupakan gas yang sukar terurai sehingga sulit dihilangkan dari udara. Gas ini tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak beracun. Gas ini banyak digunakan sebagai bahan pengembang busa, pendingin (lemari es dan AC), serta bahan penyemprot (hair spray dan parfum). Di lapisan atas atmosfer, gas ini bereaksi dengan ozon-lapisan ozon adalah lapisan yang melindungi bumi dari sinar ultraviolet. 

Reaksi antara CFC dan ozon akan membentuk lubang ozon. Dari lubang ini, sinar ultraviolet akan menembus bumi. Sinar ultraviolet ini bisa menyebabkan penyakit kanker kulit, berkurangnya kekebalan tubuh, dan matinya algae yang bisa merusak ekosistem laut.

f) Partikel
Partikel merupakan polutan yang bisa bersama-sama dengan bahan atau bentuk pencemar lainnya. Partikel yang bisa masuk dalam saluran pernapasan adalah partikel yang berukuran 10 mikrometer (PM10). Partikel bisa berupa:
(1) aerosol (partikel) yang terhambur dan melayang di udara
(2) fog (kabut) yang merupakan aerosol berupa butiran air di udara
(3) dust (debu) atau aerosol yang berupa butiran padat yang melayang di udara karena tiupan angin
(4) smoke (asap) yang merupakan aerosol campuran antara butiran padat dan cair yang melayang di udara
(5) mist, mirip kabut, berupa butiran zat cair, terhambur, dan melayang di udara
(6) plume, asap dari cerobong pabrik
(7) smog, campuran smoke dan fog
(8) fume, aerosol dari kondensasi uap logam.

2) Dampak Pencemaran Udara dan Pengelolaan Kualitas Udara
sudah disebutkan di atas bahwa pencemaran udara bisa menimbulkan berbagai macam permasalahan, mulai dari masalah kesehatan sampai perubahan iklim global.

Pencemaran udara tidak bisa dihilangkan sama sekali, tetapi hanya bisa dikurangi atau dikendalikan. Manusia bisa mengakibatkan pencemaran udara, tetapi juga bisa berperan dalam pengendalian pencemaran udara ini.

Standar batas-batas pencemaran udara secara kuantitatif diatur dalam Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Mutu Udara Emisi. Baku Mutu Udara Ambien menunjukkan batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di udara, tetapi tidak menimbulkan gangguan pada makhluk hidup. Sementara itu, Baku Mutu Udara Emisi menunjukkan batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara sehingga tidak mengakibatkan pencemaran yang melampaui batas Baku Mutu Udara Ambien.

Dengan ketentuan tersebut, perusahaan yang mengeluarkan emisi akan berusaha untuk menjaga agar sesuai dengan ketentuan tersebut. Secara tidak langsung, hal tersebut sudah bisa mengendalikan laju pencemaran udara.

Pengendalian emisi bisa dilakukan dengan berbagai alat. Pemilihannya bisa dilakukan dengan pertimbangan efisiensi, sifat kimiawi pencemar, dan lainnya. Beberapa alat pengendali emisi, antara lain, sebagai berikut.

a) Filter udara berguna untuk menyaring partikel yang ikut keluar dari cerobong agar tidak ikut terlepas ke udara sehingga hanya udara yang bersih yang keluar ke lingkungan.

b) Pengendap siklon, yaitu pengendap partikel yang ikut dalam emisi dengan memanfaatkan gaya sentrifugal dari partikel dengan cara partikel diembuskan ke dinding tabung siklon sehingga partikel yang berat akan mengendap.

c) Pengendap sistem gravitasi, yaitu ruang panjang yang dilalui partikel sehingga perlahan-lahan dimungkinkan terjadi pengendapan partikel ke bawah akibat gaya gravitasi.

d) Pengendap elektrostatika, berguna untuk mengendapkan partikel di bawah diameter 5 mikrometer dan paling efektif digunakan pengendap elektrostatik. Dengan alat ini, volume udara yang dibersihkan bisa dalam jumlah yang besar.

e) Filter basah, scrubber, atau wet collectors, berguna untuk mengendapkan pencemar nonpartikel. Scrubber bisa memisah- kan udara bersih dari pencemar nonpartikel. Kerja alat ini adalah dengan menggunakan larutan penyerap. Pencemar nonpartikel dilewatkan dalam larutan penyerap sehingga larutan akan menyerap pencemar nonpartikel tersebut.

Selain itu, ada beberapa pencemar yang dikelola secara khusus, contohnya seperti sebagai berikut.
a) Pengendalian sulfur dioksida (SO2)
Pengendalian SO2 dilakukan dengan mengurangi penggunaan bahan bakar bersulfur tinggi, seperti batu bara dengan bahan bakar yang lebih bersih untuk lingkungan.

b) Pengendalian oksida nitrogen (NO2)
Cara yang paling tepat untuk menghindari terjadinya pencemaran NO2 adalah dengan menghindari penggunaan bahan bakar fosil.

TIPS
Secara garis besar, upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk menghindari terjadinya pencemaran udara adalah:
a) mengurangi atau mengganti bahan bakar rumah tangga yang berasal dari fosil dengan bahan bakar yang ramah lingkungan
b) tidak menggunakan barang-barang rumah tangga yang mengandung CFC
c) tidak merokok di dalam ruangan
d) mencegah terjadinya kebakaran hutan, perusakan hutan, dan penggundulan hutan
e) menanam tumbuhan hijau di sekitar rumah dan berpartisipasi dalam penghijauan dan reboisasi
f) adanya peraturan yang mengharuskan membuat cerobong asap bagi industri dan pabrik.
3. Pencemaran Tanah
Tanah dan makhluk hidup yang hidup di atasnya mempunyai hubungan yang sangat erat. Tanah memberikan sumber daya yang berguna bagi kelangsungan makhluk hidup di atasnya. Tanah juga merupakan habitat alamiah bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Sudah seharusnya manusia selalu menjaga dan memelihara kualitas tanah untuk mempertahankan kesejahteraan hidup. bisa dikatakan bahwa hidup manusia tergantung dari tanah.

Kegiatan manusia, seperti perusakan hutan dan pertanian ladang berpindah memengaruhi kualitas tanah. Terkontaminasinya tanah oleh zat kimia bisa mengakibatkan terjadinya pencemaran air tanah. Jika tidak segera dihentikan, hal ini akan menimbulkan kerusakan tanah, bahkan bisa menimbulkan bencana bagi kehidupan manusia.

Pencemaran tanah merupakan pencemaran yang disebabkan oleh masuknya polutan yang berupa zat cair atau zat padat ke dalam tanah. Bahan cair yang berupa limbah rumah tangga, pertanian, dan industri ini akan meresap masuk ke dalam tanah. Bahan-bahan ini akan membunuh mikroorganisme di dalam tanah. 

Jika makhluk hidup tersebut merupakan bakteri pengurai, penyediaan humus akan berkurang dan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang mati tidak akan terurai lagi menjadi unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Keadaan ini membuat petani harus memberikan pupuk buatan yang begitu mahal untuk kesuburan tanamannya, padahal dengan memberikan pupuk tersebut, unsur hara dalam tanah juga akan ikut terbunuh lagi.

Pembuatan standar kualitas tanah di negara-negara maju didasarkan pada beberapa pendekatan, antara lain:
1) pembuatan standar sesuai dengan fungsi tanah,
2) pembuatan standar dengan referensi dari tanah yang tidak tercemar
3) pembuatan standar yang berorientasi pada dampaknya.

Bahan padat seperti sampah, logam, plastik, dan sampah dari pasar jika dibuang ke tanah, kandungan kimianya akan terserap tanah sehingga akan mencemari tanah. Apalagi bahan logam berat, seperti mercuri, kadmium, dan litium jika terserap tanah, akan mengakibatkan gangguan susunan saraf dan cacat pada tubuh keturunan makhluk hidup.

Pencemaran Lingkungan: Pencemaran Air, Tanah dan Udara
Pencemaran Tanah
Permasalahan tersebut bisa dikurangi dengan menumbuhkan kesadaran pada masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya. Sebelum dibuang, sampah harus dipisahkan antara sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari tumbuhan dan hewan yang cepat busuk dan bisa didaur ulang menjadi kompos. Sampah anorganik seperti plastik, baterai, dan kaleng bekas, tidak bisa diurai oleh mikroorganisme sehingga harus dipisahkan. Penumpukan sampah yang terlalu lama bisa menimbulkan bau dan penyakit. Selain itu, pembuangan sampah ke parit dan sungai bisa memicu terjadinya banjir.

Tanah yang sudah terkontaminasi oleh bahan kimia bisa dipulihkan dengan metode pengolahan sebagai berikut.
1) Penyimpanan, yaitu tanah yang terkontaminasi digali dan dibawa ke gudang penyimpanan untuk disimpan sementara sampai ditemukan cara mengolah yang tepat.

2) Teknik insitu, yaitu pengolahan tanah terkontaminasi di tempat dengan konversi biologi dan kimia, pemisahan daerah terkontaminasi agar tidak mencemari lingkungan lainnya.

3) Teknik exsitu, yaitu pengolahan tanah terkontaminasi digali dan diolah di suatu unit pengolahan, antara lain, bisa dilakukan dengan cara memisahkan bahan pencemar dengan tanah, penguraian konta- minan dengan mikroba, pemanfaatan energi panas yang bisa menguapkan kontaminan dari tanah, dan ekstraksi kontaminan dari tanah.
 
4. Pencemaran Suara
Pencemaran suara bisa ditimbulkan oleh adanya suara bising yang disebabkan oleh suara mesin pabrik, mesin penggilingan padi, mesin las, pesawat, kendaraan bermotor yang berlalu-lalang, dan suara kereta api sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep 48/MENLH/11/1996 tentang baku tingkat kebisingan menyebutkan bahwa kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari suatu usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang bisa menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.

1) Jenis-Jenis Kebisingan
Jenis-jenis kebisingan ada empat macam, yaitu:
a) kebisingan yang terus-menerus dengan jangkauan frekuensi yang sempit, contohnya seperti mesin gergaji
b) kebisingan yang terputus-putus, contohnya seperti suara arus lalu lintas atau pesawat terbang
c) kebisingan impulsif, contohnya seperti tembakan, bom, atau suara ledakan
d) kebisingan impulsif berulang, contohnya seperti suara mesin tempa.

2) Dampak Pencemaran Suara (Kebisingan)
Suara-suara bising ini bisa menyebabkan terganggunya pendengaran manusia. Selain itu, lama-kelamaan suara bising ini akan menimbulkan berbagai keluhan pada tubuh kita, contohnya seperti pusing, mual, jantung berdebar-debar, sulit tidur, badan kaku, dan naiknya tekanan darah.

Tingkat kebisingan atau ukuran energi bunyi dinyatakan dalam satuan desiBell (dB). Pengukurannya menggunakan alat yang bernama Sound Level Meter.

Untuk mengurangi terjadinya pencemaran suara (kebisingan), bisa dilakukan upaya-upaya pencegahan, antara lain sebagai berikut:
1) mengendalikan kebisingan pada sumbernya, penempatan penghalang pada jalan transmisi, atau proteksi pada masyarakat terpapar,
2) membuat peraturan tentang pelarangan pendirian pabrik di sekitar permukiman penduduk,
3) menanam pohon-pohon atau tanaman yang bisa meredam suara,
4) melengkapi mesin pabrik dan kendaraan bermotor dengan peredam suara,
5) membuat ruangan kedap suara
6) membangun bandara harus jauh dari permukiman penduduk.
 
e. Pencemaran Limbah Padat

1) Jenis Limbah Padat

Limbah padat adalah segala sesuatu yang tidak terpakai dan berbentuk padat atau setengah padat. Limbah padat bisa berupa campuran berbagai bahan baik yang tidak berbahaya (sisa makanan) maupun berbahaya (limbah bahan berbahaya dan beracun dari industri).

Adanya limbah padat yang terkontaminasi mikroorganisme bisa berdampak pada timbulnya berbagai gangguan kesehatan. Gas-gas yang dikeluarkan dalam proses pembusukan, pembakaran, ataupun pembuangan limbah juga bisa mengganggu kesehatan.

Cairan yang dihasilkan dari penguraian limbah organik padat disebut leachate (lindi). Lindi bisa menyerap zat-zat pencemar di sekelilingnya sehingga di dalam lindi terdapat mikroba patogen, logam berat, atau zat berbahaya lain. Keadaan ini bisa mencemari air tanah dan jika terminum, bisa menimbulkan penyakit. Limbah padat yang tidak dikelola dengan baik akan menjadi vektor penyakit.

2) Daur Ulang Limbah Padat

Pengolahan limbah padat bisa dimulai dengan pemisahan limbah sesuai dengan karakteristiknya, yaitu limbah yang bisa terurai dan yang tidak bisa terurai. Salah satu contoh limbah padat adalah sampah rumah tangga.

Sampah yang bisa diuraikan oleh mikroorganisme adalah sampah organik, sedangkan sampah yang tidak bisa diuraikan oleh makhluk hidup adalah limbah padat yang mengandung bahan anorganik. Jika ada yang bisa didaur ulang, sebaiknya dilakukan daur ulang atau diman- faatkan kembali, tetapi jika tidak memungkinkan, bakarlah sampah anorganik tersebut untuk memperkecil volumenya.

Limbah padat anorganik yang beracun dan berbahaya harus dikelola secara khusus, contohnya seperti dengan menggunakan incinerator dengan beberapa komponen penyusunnya, seperti tungku pembakar, ruang purna bakar, unit pembersih gas buang, dan cerobong asap.

Limbah padat organik yang tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun bisa diproses secara biologi agar bisa diubah menjadi produk yang berguna, contohnya, biogas atau kompos, seperti pada pengolahan air limbah. Limbah padat secara biologi bisa dilakukan dengan proses aerobik (pembuatan kompos) dan anaerobik (pembuatan biogas). Limbah padat organik yang berupa sisa makanan bisa diolah menjadi makanan ternak (animal feeding). Pengolahan limbah padat harus dilakukan secara bijak sehingga pengetahuan tentang karakteristik limbah padat harus dikuasai.

Semua cara untuk mengatasi pencemaran lingkungan tersebut tidak akan terwujud tanpa peran serta seluruh anggota masyarakat, baik itu di perkotaan maupun di perdesaan. Hendaknya kita semua melakukan dengan penuh kesadaran bahwa lingkungan yang bersih dan sehat bisa meningkatkan kualitas hidup kita. Kesadaran untuk mencintai lingkungan ini tidak datang begitu saja, tetapi harus ditanamkan sejak dini. 

Banyak cara untuk menanamkan cinta lingkungan kepada anak-anak. Salah satunya adalah dengan mengarahkannya untuk tidak membuang sampah sembarangan, mengadakan lomba kebersihan antarkelas, dan tidak membuang air kecil atau air besar di sembarang tempat.

1. a. Keseimbangan lingkungan merupakan keadaan ketika terjadi keseimbangan antara jumlah energi yang masuk dan keluar, bahan makanan yang terbentuk dan yang digunakan, serta terjadi keseimbangan antara komponen abiotik dan komponen biotiknya. Keseimbangan lingkungan akan terganggu jika terjadi gangguan pada salah satu komponen tersebut.

b. Dalam suatu sistem lingkungan terdapat dua daya, yaitu daya lenting dan daya dukung.

c. Daya lenting adalah kebisaan lingkungan untuk kembali kepada keseimbangan lingkungan.

d. Daya dukung lingkungan adalah kebisaan lingkungan dalam memberikan sumber daya alam kepada makhluk hidup yang hidup di dalamnya secara normal.

2. a. Perubahan lingkungan bisa mengarah pada keseimbangan lingkungan atau mengarah pada kerusakan lingkungan.

b. Faktor yang menyebabkan kerusakan lingkungan bisa berasal dari alam dan manusia.

3. a. Pencemaran lingkungan (polusi) adalah masuknya bahan-bahan ke dalam lingkungan yang bisa mengganggu kehidupan makhluk hidup di dalamnya.

b. Polutan adalah zat yang bisa mencemari lingkungan dan bisa mengganggu kelangsungan hidup makhluk hidup.

c. Polutan bisa berupa zat kimia, debu, suara, radiasi, atau panas yang masuk ke dalam lingkungan. Polutan bisa bersifat sebagai racun, kuman penyakit, mudah larut, dan sebagai radioaktif.

d. Berdasarkan lingkungan yang tercemar, pencemaran lingkungan bisa dibedakan menjadi empat macam, yaitu pencemaran air, tanah, udara, dan suara.

e. Pencemaran air adalah masuknya polutan ke dalam air atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai pada tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak bisa berfungsi lagi sesuai peruntukannya (PP RI No. 82 tahun 2001).

f. Sumber utama pencemaran air adalah infection agent, zat-zat pengikat oksigen, sedimen, nutrisi atau unsur hara, pencemar anorganik, zat kimia organik, energi panas, dan zat radio aktif.

g. Dampak pencemaran air adalah adanya penurunan kualitas air, gangguan kesehatan, mengganggu pemandangan, dan mempercepat kerusakan benda.

h. Pengolahan air limbah bisa dilakukan secara alami dan bantuan alat.

i. Pencemaran udara adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke udara oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga terjadi penurunan kualitas udara sampai tingkat tertentu yang menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

j. Pencemaran udara ini bisa menyebabkan gangguan kesehatan, harta benda, ekosistem, dan iklim.

k. Polutan udara adalah CO, CO2, NO, SO, CFC, dan HO.

l. Dampak pencemaran udara bisa dikendalikan dengan alat filter udara, pengendap siklon, pengendap sistem gravitasi, pengendap elektrostatik, dan filter basah.

m. Pencemaran tanah merupakan pencemaran yang disebabkan oleh masuknya polutan yang berupa zat cair atau zat padat ke dalam tanah.

n. Pencemaran suara (kebisingan) adalah bunyi yang tidak diinginkan dari suatu usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang bisa menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.

o. Sumber pencemaran adalah suara kendaraan bermotor, suara pesawat, mesin pabrik, suara arus lalu lintas, dan lain-lain.

p. Limbah padat adalah segala sesuatu yang tidak terpakai dan berbentuk padat atau setengah padat.

q. Limbah padat bisa berupa campuran berbagai bahan, baik yang tidak berbahaya (sisa makanan) maupun yang berbahaya (limbah bahan berbahaya dan beracun dari industri).